Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Berpotensi Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Terbesar di Asean

Indonesia diyakini dapat menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang didukung oleh populasi pengguna Internet yang terus meningkat setiap tahunnya.
Ilustrasi/cdt.nd.edu
Ilustrasi/cdt.nd.edu

Bisnis.com, BANDUNG - Indonesia diyakini dapat menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang didukung oleh populasi pengguna Internet yang terus meningkat setiap tahunnya.

Staf Ahli Menteri Bidang Relevansi dan Produktivitas Kemenristekdikti Agus Puji Prasetyono mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk mencapai visi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

Pihaknya mendorong melalui tiga pendekatan yaitu kelembagaan pendidikan tinggi agar membuka prodi terkait digital, memperkuat sumber daya, dan meningkatkan jaringan.

"Pendidikan tinggi harus memiliki output hingga inovasi, jangan hanya menciptakan tenaga kerja, jurnal, paten tapi harus bisa menciptakan inovasi hingga ranah industri," jelasnya saat Pembukaan Bandung ICT Expo dan ANJA 2016, Rabu (19/10/2016).

Agus mengatakan upaya lainnya terkait memperkuat sumber daya seperti laboratorium, gedung, teaching factory dan sebagainya akan ditingkatkan, termasuk jaringan akses di dalam negeri maupun luar negeri.

Tahun ini, Kemenristekdikti akan mengimpor profesor untuk membuka wawasan dan berkolaborasi untuk percepatan, supaya mampu melihat keluar terutama memahami perkembangan ekonomi digital di negara maju.

"Kami juga mengadakan mission differentation yaitu misi yang bergantung universitasnya, seperti pendalaman bidang ICT atau teknologi digital, sistem dan teknologi digital harus dikuasai. Bidang lain seperti perminyakan juga harus tapi diantara keduanya ini harus ada hubungan sehingga ada efisiensi dan produktivitas yang tinggi."

Adapun terkait regulasi yang menghambat atau tumpang tindih, Kemenristekdikti bekerja sama dengan Kominfo, universitas, dan stakeholder lain agar kendala tersebut bisa ditanggulangi.

"Memang regulasi ini perlu disederhanakan. Jadi kalau kami lihat satu institusi dengan institusi yang lain masih belum sinkron. Sekarang kami buat konsorsium, baik di tingkat strategis, meso maupun mikro," paparnya.

Dia menambahkan di tingkat strategi misalnya akan dilihat regulasi yang saling tumpang tindih dan tak ada hubungan satu sama lain. "Bisa disederhanakan atau dihilangkan yang tidak perlu. Jadi yang menjadi penghambat tadi akan betul-betul dilihat regulasinya," ujarnya.

Agus optimistis potensi sumber daya manusia (SDM) bidang ICT di Indonesia sangat luas dan bagus, tinggal didorong ke ekonomi kreatif dan ekonomi digital dengan cara kolaborasi.

Menurutnya, kolaborasi dimaksudkan agar inovasi di perguruan tinggi, selaras dengan arah regulasi di pemerintah dan dapat diterapkan di industri. Selain itu, perkembangan Internet di Indonesia sangat cepat karena diberikan ruang yang luas untuk belajar.

Oleh karena itu, untuk mencapai target ekonomi digital terbesar di Asean pada 2020, Indonesia harus gencar mengembangkan e-economy, e-government, e-education dan sebagainya. "Jadi pada 2020 kita harus menggunakan sistem online itu agar efisien, cepat dan produktivitas tinggi," ujarnya.

CEO Telkom Group Alex J. Sinaga mengatakan kolaborasi ketiga pilar yakni universitas, pemerintah dan pelaku bisnis perlu didorong. "Kalau kita terlambat dalam mengimplementasikan digital ekonomi mungkin yang salah orangnya, karena potensinya sudah tersedia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper