Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemangkasan RR Rate di Luar Ekspektasi, Ini Kata Ekonom

Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi pada level 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur yang diselenggarakan 19 Oktober 2016-20 Oktober 2016.
Kantor Bank Indonesia di Jakarta./.Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta./.Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, Jakarta— Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi pada level 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur yang diselenggarakan 19 Oktober 2016-20 Oktober 2016.

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan pelonggaran kebijakan moneter tersebut di luar ekspektasi mayoritas ekonom mengingat transmisi dari lima penurunan sebelumnya belum efektif.

Namun, ruang pelonggaran memang terbuka dengan perkembangan data ekonomi domestik seperti inflasi September 2016 yang terkendali, surplus neraca perdagangan, dan peningkatan cadangan devisa.

Menurutnya, bank sentral memanfaatkan momentum pelonggaran ini sebelum potensi risiko eksternal yang berasal dari gejolak politik di Amerika Serikat akibat pemilihan presiden. Selain itu, kenaikan suku bunga acuan The Fed juga bisa memberikan sentimen negatif pada pasar keuangan dan nilai tukar.

“Namun demikian, yang patut dicermati adalah seberapa efektif transmisi kebijakan moneter BI ini untuk mendorong daya beli masyarakat mengingat kondisi terkini non performing loan cenderung tinggi dan permintaan kredit pun juga terus menurun,” katanya, di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Secara year to date, suku bunga acuan sudah turun 150 basis poin, sementara pertumbuhan kredit (year to date) hanya tumbuh kurang dari 3%. Josua berpendapat pelonggaran kebijakan moneter belum akan efektif apabila tidak diikuti oleh kebijakan fiskal yang ekspansif.

“Selanjutnya, saya memperkirakan pemangkasan suku bunga acuan BI pada bulan ini merupakan yang terakhir pada akhir tahun atau dengan kata lain BI 7RR diperkirakan akan bertahan 4,75% hingga akhir tahun ini,” ucapnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan bank sentral akan terus mencermati likuiditas terutama di kuartal IV/2016 kaitannya dengan pembayaran kebijakan amnesti pajak, di sisi lain belanja pemerintah masih sedikit tertahan.

"Risiko ini akan terus kita cermati dan BI akan menjaga likuiditas cukup sehingga transmisi penurunan 7-day Reverse Repo Rate bisa berjalan," ujarnya.

BI memprediksi pertumbuhan ekonomi di sisa kuartal tahun ini hanya akan menyentuh kisaran 5%. Sementara rupiah saat ini masih tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Rupiah per September 2016 secara rata-rata terapresiasi 0,41% dan mencapai level Rp13.110 per dolar AS.

"Penguatan rupiah didukung sentimen positif perekonomian domestik seiring kondisi stabilitas makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper