Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONSTRUKSI: Program Kemudahan Izin Langsung di Jabar Raup Rp35 T

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan realisasi investasi dari program kemudahan izin langsung konstruksi (KLIK) sebesar Rp35 Triliun.
Ilustrasi/bptpm.dumaikota.go.id-.jpg
Ilustrasi/bptpm.dumaikota.go.id-.jpg

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapatkan realisasi investasi dari program kemudahan izin langsung konstruksi (KLIK) sebesar Rp35 triliun.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMT) Jabar Dadang Masoem mengatakan dari data terbaru yang dia peroleh program yang diluncurkan BKPM Maret 2016 lalu di 11 kawasan industri di Indonesia, Jabar memperoleh realisasi tertinggi. “Program Klik di 11 kawasan nilainya mencapai Rp70,54 triliun. Kami mendapat 50%-nya dari 5 kawasan,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Kamis (20/10/2016).

Menurutnya, angka itu datang dari 71 proyek yang rata-rata merupakan penanaman modal asing (PMA) di 11 kawasan yang menggelar program KLIK.

Meski tidak mengetahui angka detail, Dadang mencatat Bekasi masih menjadi favorit investor karena melihat kesiapan lahan dan infrastruktur penunjang. “MM2100 di Cikarang paling favorit, dari 50% itu banyaknya PMA,” ujarnya.

Dari hasil evaluasi pihaknya ke lima kawasan yakni MM2100 / Bekasi Fajar Industrian Estate, Delta Silicon, KIIC Karawang, Suryacipta City of Industri, dan GT Techno Park animo investor mengikuti program ini cukup baik. “Tidak ada masalah, sepanjang izin prinsip dari BKPM terpenuhi, memang langsung bisa konstruksi,” ujarnya.

Melihat tingginya peluang investasi di program ini, pihaknya dalam waktu dekat sudah memberikan usulan dua kawasan industri lain untuk disertakan dalam program tersebut ke BKPM. Pertama adalah Kawasan Industri Delta Mas, Cikarang, Bekasi, dan Kawasan Industri Kota Bukit Indah Besar, Purwakarta. “Ini tengah kami dorong agar segera masuk ke KLIK,” katanya.

Pengajuan dua kawasan industri baru ini menurut Dadang datang dari penawaran BKPM pada pemilik yang masih memiliki lahan kosong. Kemudian, BKPM akan mensurvei lokasi dan mencocokan dengan kriteria layak program tersebut. “BKPM akan lihat kesiapan infrastrukturnya, SDM, seluruhnya akan dinilai,” tuturnya.

Dadang mengaku dari pengalaman pihaknya mengajukan kawasan industri yang mengikuti program ini, BKPM bersikap selektif. Dari 10 kawasan industri yang ditawarkan Pemprov Jabar pada BKPM tahun lalu, akhirnya hanya lima yang diikutsertakan. “Yang dua sekarang ini juga sisa dari daftar kemarin, kita kirimkan lagi dengan syarat-syarat yang sudah diperbaiki,” katanya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berharap minat investasi ke kawasan industri di Jabar yang masih tinggi diikuti dengan minat ke wilayah lain. Menurutnya tahun ini pihaknya sudah mulai mendelegasikan pemberian rekomendasi dan perizinan perusahaan besar pada BPMPT. “Biar semangatnya sama dengan pusat, lebih cepat,” ujarnya.

Diakui Heryawan, selama ini pihaknya rekomendasi dan izin pada investasi berskala besar, namun tak jarang proses tersebut membuat pelayanan lebih lama. Diakuinya kondisi ini membuat proses keluarnya izin tertahan lama. “Normalnya kalau lewat gubernur itu satu bulan, sekarang saya cukup mengetahui, oleh BPMPT paling lama 15 hari,” katanya.

Percepatan ini juga dipayungi oleh peraturan gubernur sehingga kepal BPMPT Jabar menurutnya tinggal menginformasikan sebuah permohonan perizinan skala besar untuk disetujui pihaknya atau tidak. Jika memenuhi syarat dan tidak melanggar aturan maka rekomendasi segera keluar. “Rasanya ini lebih cepat ya,” tuturnya.

Sebelumnya, Sekda Jabar Iwa Karniwa mengaku sudah memberikan catatan pada BPMPT Jabar agar durasi pelayanan perizinan menjadi konsentrasi khusus. Dari hasil kajian yang dilakukan pihaknya, proses dan durasi perizinan masih ada hambatan di tim teknis sejumlah dinas.

BPMPT sendiri menurut Iwa selain hanya sebagai front office perizinan, tidak akan mengeluarkan izin sebelum saran teknis dari OPD terkait turun. “Ini yang saya minta untuk dibahas agar layanan perizinan yang dikoordinasi BPMPT lebih meningkat dibanding tahun lalu,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper