Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 10%, Perlu Investasi di Sektor Ini

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kisaran 5% dianggap tidak cukup mendorong percepatan pembangunan nasional karena minimal harus menyentuh ambang 10% dalam setahun.
Arif Budimanta (kanan), Anggota KEIN. /Bisnis.com
Arif Budimanta (kanan), Anggota KEIN. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kisaran 5% dianggap tak cukup mendorong percepatan pembangunan nasional, karena minimal harus menyentuh ambang 10% dalam setahun.

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan seperti itu, dibutuhkan investasi langsung di sektor manufaktur yang mampu menyerap banyak tenaga kerja serta berbasis pada sumber daya alam (SDA). Pasalnya, mayoritas angkatan kerja di Indonesia berpendidikan SD-SMP.

“Menurut kami ada empat manufaktur yang cocok dengan situasi Indonesia yakni agro industri, maritim seperti kelautan, perikanan serta logstik termasuk mendorong pertumbuhan pelaku usaha logstik papan atas dunia, kemudian ekonomi kreatif dan pariwisata,” ujarnya dalam diskusi mengenai investasi, Sabtu (22/10/2016).

Dia mengatakan, jika empat klaster investasi itu dikembangkan, baik melalui investasi dari luar negeri, dalam negeri, termasuk investasi yang berasal dari program pengampunan pajak yang tengah digeber oleh pemerintah, maka pertumbuhan ekonomi bisa melonjak menjadi dobel digit.

Karena itu, paparnya, penanganan investasi harus dilakukan secara holistik dan sistemik. Tentu saja investasi butuh perizinan maka harus ada kejelasan yang pasti, termasuk soal hukum, serta kepastian infrastruktur yang tersedia dan solid.

Pengamat hukum, Ifdhal Kasim mengatakan, investasi memerlukan lingkungan hukum yang sehat termasuk mengenai kepastian hukum serta stabilitas politik yang pasti sehingga para investor bisa memperhitungkan berbagai risiko yang bakal dihadapi ketika menanamkan modalnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper