Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyakit Katastropik Habiskan 30% Anggaran BPJS Kesehatan

Tingginya lonjakan kasus penyakit tidak menular dan katastropik dituding sebagai beban yang banyak menyerap dana Jaminan Kesehatan Nasional dan menjadi salah satu penyebab Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mengalami defisit.
Ilustrasi-BPJS Kesehatan/Jibiphoto
Ilustrasi-BPJS Kesehatan/Jibiphoto
Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya lonjakan kasus penyakit tidak menular dituding sebagai beban yang banyak menyerap dana Jaminan Kesehatan Nasional dan menjadi salah satu penyebab Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mengalami defisit. 
 
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyebutkan biaya penyakit tidak menular menghabiskan sekitar 30% atau sebesar Rp16,9 triliun dari anggaran JKN. 
“Kasus PTM meningkat dari 37% pada 1990 menjadi 57% pada 2015. Negara kita sedang mengalami transisi dari penyakit  menular ke penyakit tidak menular,” katanya di Jakarta, Selasa (25/10/2016). 
 
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan , beberapa jenis penyakit katastropik dengan jumlah klaim paling signifikan antara lain penyakit jantung, stroke, diabet, kanker, penyakit ginjal, hepatitis, thalassemia, leukemia, hemophilia dan lain-lain. 
 
Nila menyebutkan gaya hidup masyarakat perlu diubah dan didorong agar lebih preventif terhadap penyakit tersebut sehingga beban yang harus dikeluarkan negara dapat berkurang. 
 
“Selama ini penyakit tersebut semuanya masuk ke rumah sakit. Ini kan tidak benar, harus didorong untuk diperbaiki agar [JKN] berkelanjutan.”
 
Sementara itu Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Maya Rusady menyatakan  pihaknya terus mendorong perbaikan dalam pelayanan BPJS. Salah satunya dengan mengkoneksikan fasilitas kesehatan secara online sehingga mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pengobatan.
 
Selain itu, pihaknya juga terus menggenjot penambahan peserta program serta rumah sakit dan faslitas kesehatan lainnya yang diajak bekerjasama.
 
“Saat program ini baru berjalan, rumah sakit yang diajak kerjasama sekitar 300-an, sekarang sudah ada sekitar 2.000 rumah sakit di mana 54% di antaranya adalah rumah sakit swasta. Ini sudah peningkatan yang bagus dan sejauh ini sudah hampir 70% dari rs swasta bergabung,” katanya. 
 
Secara keseluruhan, ada 25.828 fasilitas kesehatan yang bergabung untuk melayani pasien JKN. Sementara total peserta JKN per Oktober 2016 mencapai  169,5 juta. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper