Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasabah Laku Pandai Bank Mandiri Jateng &n DIY Capai 7.500

Realisasi nasabah laku pandai atau branchless banking dari PT Bank Mandiri Regional VII Jawa Tengah dan DIY hingga sekarang mencapai 7.500 nasabah atau 75% dari total target sepanjang tahun ini diangka 10.000 nasabah.
Logo Bank Mandiri/Reuters-Beawiharta
Logo Bank Mandiri/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, SEMARANG—Realisasi nasabah laku pandai atau branchless banking dari PT Bank Mandiri Regional VII Jawa Tengah dan DIY hingga sekarang mencapai 7.500 nasabah atau 75% dari total target sepanjang tahun ini diangka 10.000 nasabah.

Regional Wholesales Head Bank Mandiri Regional VII Jateng dan DIY Bambang Sadnur Cahyo memaparkan perseroan mendukung langkah pemerintah dalam penerapan financial technology untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan keuangan.

Menurutnya, Bank Mandiri memiliki dua produk untuk menguatkan program tersebut yakni branchless banking dan e-money. Saat ini, katanya, tercatat jumlah agen laku pandai yang tersebar di Jateng dan DIY mencapai 1.700 agen.

Bambang menjelaskan, agen itu bisa dari perseroan maupun pemilik toko kelontong yang telah berjalan selama 2 tahun. Adapun, sampai saat ini jumlah nasabah menembus angka 7.500 an nasabah dan akan terus berkembang setiap hari.

“Jumlah nasabah akan bertambah. Target kami sampai akhir tahun mencapai 10.000 nasabah, semoga bisa tercapai,” terangnya disela-sela Diskusi Financial Technology Era Baru Industri Keuangan Indonesia, Selasa (25/10).

Dia memaparkan jangkauan agen laku pandai dapat menjangkau semua lapisan di pedesaan. Namun demikian, ada beberapa hal masyarakat yang belum memahami persoalan teknis menjadi agen dan nasabah.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, perseroan terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada agen untuk memberikan pemahaman arti pentingnya menabung dengan tanpa harus datang ke kantor perbankan.

“Progesnya cukup bagus. Kami pantau di lapangan banyak masyarakat yang mulai tertarik,” ujarnya.

Perihal e-money, Bambang menjelaskan perseroan bekerja sama dengan PT Trans Marga Jateng dan sejumlah mini market serta supermarket guna memudahkan pembayaran nontunai. Bahkan, PT TMJ akan memberlakukan wajib menggunakan e-money untuk pembayaran akses masuk tol pada 2018.

Langkah itu, katanya, merupakan dukungan terhadap Bank Indonesia untuk mengurangi penggunaan uang tunai yang beredar di masyarakat.

Dalam kesempatan itu, Kepala Perwakilan BI Jateng Iskandar Simorangkir menjelaskan kemunculan financial technology akan memperkuat fungsi perbankan. Menurutnya, 60% orang Indonesia tidak tersentuh oleh perbankan. Maka dari itu, pengetahuan masyarakat akan perbankan masih sangat rendah.

Menurutnya, BI melakukan perubahan ketentuan tentang saldo di dalam e-money dari yang sebelumnya maksimal Rp1 juta menjadi Rp10 juta. Iskandar mengatakan perubahan itu atas masukan dari masyarakat atau pengguna e-money yang menginginkan jumlah saldo maksimal dalam kartu e-money bisa lebih banyak.

“Ketentuan terhadap perlindungan konsumen masih lemah, itu terjadi di seluruh dunia,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper