Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Konsumen Jelang Akhir Tahun Pastikan PDB 2016 di 5%

Dalam laporannya, Bank Indonesia mencatatkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik dibanding sebelumnya. Pada Oktober 2016, indeks kondisi ekonomi saat ini naik 7,2 poin ke posisi 103,2.
Pedagang dan pembeli melakukan aktivitas jual beli di Pasar Kranji Baru, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/5). /Antara
Pedagang dan pembeli melakukan aktivitas jual beli di Pasar Kranji Baru, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/5). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam laporannya, Bank Indonesia mencatatkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik dibanding sebelumnya. Pada Oktober 2016, indeks kondisi ekonomi saat ini naik 7,2 poin ke posisi 103,2.

Sementara, survei konsumen juga mengindikasikan optimisme konsumen pada Oktober 2016 juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 116,8 atau naik 6,8 poin.

Ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Akbar Suwardi mengatakan kenaikan optimisme itu lebih disebabkan oleh faktor musiman. Namun di sisi lain, nilai rupiah terjaga stabil dan terkendalinya harga-harga barang.

Dia meyakini keseluruhan naiknya indeks keyakinan konsumen menjelang akhir tahun ini dapat mendirong atau menahan tingkat pertumbuhan ekonomi 2016 sekitar 5% atau lebih baik daripada tahun sebelumnya yang hanya 4,8%.

"Berbagai kondisi makro yang stabil membuat tingkat indeks keyakinan meningkat tajam khusunya indeks kondisi ekonomi saat ini yang sdh diatas 100 atau posisi optimis," ucapnya, di Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Di sisi lain, dia menuturkan perlu dicermatinya sisi indeks ketersediaan lapangan kerja yang meskipun tercatat meningkat nilainya, namun masih dibawah 100 yang mana tercatat level terakhir di atas 100 terjadi pada akhir 2014.

Bank Indonesia dalam laporannya juga mencatatkan survei konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja naik masing-masing 9,5 poin menjadi 89.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat elastisitas penyerapan tenaga kerja terhadap 1% Produk Domestik Bruto (PDB) semakin menurun. Pada 2014, elastisitas masih terjaga dalam level 1:260.000, artinya tiap 1% pencapaian PDB berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 260.000 orang.

Angka itu menurun drastis pada tahun berikutnya yang mana 1% pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan pekerjaan bagi 40.000 angkatan kerja. Data terakhir pada Februari 2016, tenaga kerja yang terserap hanya 20.000 untuk keseluruhan pencapaian pertumbuhan ekonomi.

Deputi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Rahma Iryanti mengatakan pengangguran terbuka akan ditekan hingga ke level 4%-5%. Menurut dia, daya saing tenaga kerja harus ditingkatkan melalu regulasi yang mengefisiensikan pasar tenaga kerja melalui sejumlah regulasi yang melindungi tenaga kerja.

“Tapi kalau enggak ada transisi [dari informal ke formal], jangan sampai formal semacam ada pemutusan hubungan kerja [PHK]. Kalau ada PHK, dia akan masuk ke informal dan akan membebani informal [eksisting] sehingga pendapatan mereka kan harus berbagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper