Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Jadi Presiden AS, Reaksi Pasar yang Berlebihan akan Diawasi

Pemerintah akan terus memperkuat pengawasan terhadap reaksi pasar yang bergerak liar setelah Donald Trump dipastikan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45.
Sri Mulyani/Antara
Sri Mulyani/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan terus memperkuat pengawasan terhadap reaksi pasar yang bergerak liar setelah Donald Trump dipastikan terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-45.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan secara fundamental Indonesia tidak memiliki masalah dan cukup siap dalam menghadapi reaksi pasar secara global.

Fundamental yang baik itu, lanjutnya, dicerminkan dari berbagai indikator seperti pertumbuhan ekonomi, pengelolaan fiskal dan neraca pembayaran yang relatif bagus.

“Sehingga pondasi kembali diharapkan bisa menenangkan atau membedakan Indonesia dari sentimen. Ini kan sekarang sentimen yang sifatnya politik, sentimen yang di-drive dari kondisi atau pilihan yang dilakukan rakyat Amerika. Kita hormati itu,” kata Menkeu di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (9/11/2016).

Sri Mulyani memaparkan pemerintah kini memiliki tugas untuk menangkal sentimen negatif dari pasar dengan menjelaskan pondasi dan kebijakan Indonesia yang fokus untuk menjaga momentum pertumbuhan dan menjaga kondisi fiskal.

Namun, dia mengatakan belum bisa menarik kesimpulan apakah reaksi tersebut bersifat temporer atau jangka menengah-panjang.

“Tentu akan bergantung bagaimana policy sesudah itu. Dengan adanya pemerintah yang berubah tentu mereka akan buat berbagai review policy sendiri. Market itu kan bereaksi berdasarkan informasi dan harapan yang mereka miliki, tentu tergantung dari harapan mereka terhadap apa yang berkembang di AS,” ujarnya.

Mengenai keberlanjutan hubungan Indonesia dan AS, Menkeu meyakini tidak akan terlalu terpengaruh oleh terpilihnya Trump tersebut. Menurut Sri Mulyani, Indonesia memiliki pasar ekspor yang cukup kuat dengan negara-negara di Eropa dan Asia. Hal itu juga yang berlaku di sisi investasi.

Secara umum, dia menyampaikan penghormatan terhadap pilihan rakyat Amerika Serikat. “Kita sebagai negara demokratis kita juga ingin selalu dihormati pilihan rakyat. Jd kalo mereka memilih pemimpinnya kita hormati saja. Biarkan Amerika mengelola demokrasinya,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper