Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DANA PENSIUN: ROI Per September Turun ke 5,3%

Return on investment atau perbandingan antara hasil investasi dengan nilai rata-rata total investasi (nilai wajar) Dana Pensiun pada akhir September 2016 menurun hingga 5,3%.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Return on investment atau perbandingan antara hasil investasi dengan nilai rata-rata total investasi (nilai wajar) Dana Pensiun pada akhir September 2016 menurun hingga 5,3%.

Data Otoritas Jasa Keuangan tentang statistik Dana Pensiun menunjukkan pada periode yang sama tahun lalu Return on investment (ROI) dana pensiun (dapen) masih sebesar 5,7%.

Bila dirincikan, maka per September 2016 dana pensiun pemberi kerja (DPPK) yang menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti (PPMP) mencatatkan ROI sebesar 5,7%. Capaian itu juga menurun sebab pada September 2015 ROI DPPK PPMP tercatat 6,2%.

Penurunan ROI juga terjadi pada DPPK yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti (PPIP), yakni dari 4,9% pada September tahun lalu menjadi 4,5%. Sebaliknya, dana investasi dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) menjadi satu-satunya yang mencatatkan peningkatan ROI, yakni dari 4,7% pada September tahun lalu menjadi 4,8% pada akhir kuartal III/2016.

Wakil Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri menilai penurunan ROI dapen ini kemungkinan terkait upaya dana pensiun menyesuaikan komposisi portofolio investasi.

Dia menjelaskan sepanjang tahun ini pertumbuhan nilai aset dan investasi dana pensiun masih terbilang signifikan. Kondisi itu, jelasnya, seharusnya juga dapat berbanding lurus dengan pertumbuhan hasil usaha investasi.

Kecuali, sebut Suheri, perubahan cukup besar terjadi pada portofolio investasi dapen. “Kalau komposisi tetap, ROI pasti kemungkinannya tinggi,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (13/10/2016).

Suheri, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Dana Pensiun Astra, memperkirakan penurunan ROI itu sangat terkait dengan upaya industri untuk meningkatkan alokasi investasi pada instrumen surat berhargar negara (SBN). Padahal, jelasnya, nilai intrumen investasi tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Dengan upaya itu, dia mengatakan aliran investasi ke saham cukup endati instrumen tersebut terus mengalami peningkatan imbal hasil sepanjang tahun ini.

“Ada kemungkinan pergerakan komposisi ini sangat besar. SBN meningkat pesat,saham bahkan bisa menurun porsinya meskipun hasil [investasi] SBN lebih rendah dari saham,”ujarnya.

Data OJK sendiri menunjukkan per September 2016 nilai investasi dapen bertumbuh 22,41% (year-on-year/y-o-y) menjadi Rp226,80 triliun. Bila dirincikan, nilai investasi DPPK PPMP mencapai Rp141,07 triliun atau tumbuh 15,38% (y-o-y).

DPPK PPIP membukukan pertumbuhan nilai investasi sebesar 27,07% (y-o-y) menjadi Rp25,93 triliun. Sedangkan, DPLK melonjak hingga 40,33% (y-o-y) menjadi Rp59,81 triliun.

Sementara itu, hasil usaha investasi dapen tercatat senilai Rp11,45 triliun atau tumbuh 7,22% (y-o-y). DPPK PPMP mencatatkan pertumbuhan tipis pada hasil usaha investasi, yakni 0,92% (y-o-y) menjadi Rp7,74 triliun.

Hasil usaha investasi DPPK PPIP meningkat 8,50% (y-o-y) menjadi Rp1,09 triliun. Sedangkan, DPLK meraih pertumbuhan signifikan pada hasil usaha investasi, yaitu sebesar 30, 52% (y-o-y) menjadi Rp2,63 triliun.

Data OJK juga menunjukkan porsi investasi dapen di SBN telah mencapai Rp52,91 triliun atau 23,33% dari nilai total. Alokasi investasi pada instrumen itu pun bertumbuh hingga 62,93% (y-o-y).

Pada periode yang sama, investasi dapen di saham meningkat 24,45% (y-o-y) menjadi Rp29,98 triliun atau porsinya mencapai 13,22% dari total investasi.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan menjelaskan perbedaan hasil ROI antara DPLK dengan DPPK tidak tidak terlepas dari perbedaan kharakteristik keduanya.

“Di DPLK arahan investasi kan dipilih peserta langsung jadi tidak bisa serta merta jadi faktor perbandingan,” ujarnya.

Nur Hasan menilai peningkatan ROI yang dicapai DPLK hingga September 2016 tidak terlepas dari komposisi portofolio investasi yang dominan di pasar uang dan SBN.

Data OJK juga memeperlihatkan sekitar 53,62% investasi DPLK ditempatkan pada deposito berjangka. Nilainya pun masih bertumbuh 26,06% (y-o-y) pada akhir September 2016. Porsi SBN bahkan melejit 63,80% (y-o-y) menjadi Rp12,89 triliun atau mencapai 21,55% dari nilai total investasi DPLK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper