Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pantau Kebijakan Fed & Trump, Ekonom Prediksi BI RR Rate Tak Berubah Hingga Kuartal I/2017

Bahana Securities memprediksi suku bunga acuan BI 7-day Reserve Repo Rate akan bertahan di angka 4,75% hingga akhir tahun ini
Bahana memperkiran suku bunga acuan diprediksi akan dipertahankan hingga kuartal I/2017./.Reuters-Iqro Rinaldi
Bahana memperkiran suku bunga acuan diprediksi akan dipertahankan hingga kuartal I/2017./.Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA- Bahana Securities memprediksi suku bunga acuan BI 7-day Reserve Repo Rate akan bertahan di angka 4,75% hingga akhir tahun ini.

“Bertahan. Menunggu stabilitas global kembali,” kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian saat dihubungi hari ini, Jumat (18/11/2016).

Dia memprediksi Bank Indonesia akan mempertahan suku bunga acuannya sambil menantikan kebijakan moneter Federal Reserve pada Desember.

Seperti diketahui, bank sentral AS akan menggelar rapat kembali pada 13-14 Desember 2016.

Bahana memperkirakan BI akan menahan suku bunga hingga kuartal I/201, untuk stabilitas pasar setelah melihat volatilitas yang terjadi di pasar saat ini.

“Ruang bagi pelonggaran moneter mungkin akan terbuka pada kuartal dua, setelah pergerakan ekonomi AS dan kebijakan presiden terpilih lebih jelas,” ujar Fakhrul seperti dikutip dari rilis Bahana.

Kemarin, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reserve Repo Rate sebesar 4,75%.

Sebagai langkah kehati-hatian dalam merespons meningkatnya ketidakstabilan di pasar keuangan global, ditengah tetap terjaganya stabilitas makro ekonomi di dalam negeri, tulis Bahana Securities dalam rilisnya.

BI dikatakan akan akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya menaknisme pasar.

“Kami perkirakan BI akan lebih fokus pada stabilitas nilai tukar rupiah, selama terjadinya turbulensi pasar pasca kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS,” kata Fakhrul.

Mengingat, ujarnya, pasar keuangan yang sensitif terhadap kondisi pasar global.

“Adalah sangat penting untuk segera memperkaya instrumen keuangan di dalam negeri dan meningkatkan volume transaksi di pasar uang, sehingga saat terjadi turbulensi di pasar keuangan, kestabilan akan lebih terjaga,” kata Fakhrul.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper