Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi Bank Andara, Investor Korsel Ini Gelontorkan Dana Rp450 Milar

Bisnis.com, JAKARTA-APRO Financial Co. Ltd resmi mengakusisi PT Bank Andara melalui mekanisme pembelian saham baru sebesar 40%. Investor asal Korea Selatan ini menggelontorkan dana senilai Rp450 miliar.
Logo Bank Andara./Bank Andara
Logo Bank Andara./Bank Andara

Bisnis.com, JAKARTA - APRO Financial Co. Ltd resmi mengakusisi PT Bank Andara melalui mekanisme pembelian saham baru sebesar 40%. Investor asal Korea Selatan ini menggelontorkan dana senilai Rp450 miliar.

Donald Hong Kim, Vice Chairman APRO mengatakan akuisisi ini merupakan wujud komitmen pihaknya untuk berinvestasi di Indonesia. Setelah Bank Andara, APRO tengah menyiapkan rencana akuisisi bank lain untuk kemudian dimerger dengan Bank Andara. Bank yang dipilih adalah PT Bank Dinar Tbk.

"Kami sedang menunggu persetujuan dari OJK untuk akuisisi Bank Dinar. Perkiraannya bisa selesai awal tahun depan. Selanjutnya akan dimerger dengan Bank Andara," ujarnya di Jakarta, Senin (21/11/2016).

Dia menambahkan, setelah mengambil alih, terlebih dahulu pihaknya akan menyuntik modal guna menjadikan Bank Dinar masuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II. Setelah itu baru kemudian dimerger dan diperkirakan rampung akhir tahun depan.

Dengan demikian, bank baru hasil merger kedua entitas tersebut akan mempunyai modal inti sebesar Rp 1,6 triliun. Selain itu APRO juga berkomitmen untuk melakukan penambahan modal setiap tahun sebesar Rp500 miliar hingga mencapai modal inti sebesar Rp3 triliun.

Untuk mengambilalih dua bank tersebut APRO menggelontorkan dana senilai Rp1,15 triliun. Selain nilai akusisi 40% saham Bank Andara, APRO juga bakal mengeluarkan dana Rp691 miliar untuk mengakusisi 77% saham Bank Dinar.

Lebih lanjut Donald mengatakan alasan pihaknya berinvestasi di Indonesia karena potensi pasarnya yang sangat besar. Sementara bila dibandingkan dengan Korea Selatan, pertumbuhan disana sudah cukup sulit.

APRO menjanjikan akan menjadikan bank hasil merger tersebut bersaing dengan bank lain yang sudah lebih dahulu eksis. Oleh karena itu menurutnya hal utama yang dibutuhkan adalah membangun infrastruktur teknologi informasi terutama digital banking.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper