Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Bodong Incar Daerah. Waspadalah!

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan RI, Rahmat Waluyanto, di Bengkulu, Senin (28/11/2016), mengingatkan masyarakat agar jangan mudah percaya dengan investasi dengan menawarkan keuntungan yang tidak wajar.
Investasi bodong
Investasi bodong

Bisnis.com, BENGKULU - Masyarakat di daerah diminta untuk waspada dan tidak mudah tergiur tawaran investasi dengan iming-iming imbalan besar dan tak masuk akal.

Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan daerah merupakan sasaran potensial investasi bodong dengan modus iming-iming, hadiah serta hal tidak wajar lainnya dalam berinvestasi.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan RI, Rahmat Waluyanto, di Bengkulu, Senin (28/11/2016), mengingatkan masyarakat agar jangan mudah percaya dengan investasi dengan menawarkan keuntungan yang tidak wajar.

"Masyarakat di daerah itu memiliki uang atau harta yang banyak, tidak tahu tempat berinvestasi dan mereka mau cepat kaya, kesempatan seperti ini yang menjadi target investasi bodong," kata dia.

Sementara itu, tidak seperti di kota besar di mana informasi tentang keuangan dan industri jasa keuangan terus diperbarui, informasi terbaru tersebut memerlukan waktu untuk sampai ke daerah.

"Kalau masyarakat tertarik salah satu investasi, sebaiknya datang dan konsultasi ke perwakilan Otoritas Jasa Keuangan yang ada di setiap provinsi," kata dia lagi.

Saat ini saja, terdapat ratusan model investasi menghimpun dana masyarakat yang ternyata hanya berupa kedok. Sejatinya, menurut Rahmat, mereka melakukan pengumpulan dana secara masif untuk keuntungan sendiri atau kelompok.

"Ciri-cirinya yakni memberikan janji yang menggiurkan, keuntungan yang jauh lebih besar dan tidak masuk akal, hanya dengan modal atau biaya serendah mungkin," ucapnya.

Contohnya, kata dia PT Sndo, mereka mengumumkan kepada masyarakat yang mendapatkan kredit dari bank jika mendaftar program Sndo hanya dengan uang Rp300--500 ribu maka akan mendapatkan sertifikat pembebasan utang yang ada di bank.

"Ini penipuan, indikasi tindak pidana, ini kriminal, sudah ada beberapa cabang di daerah lain yang dibubarkan dan pemimpinnya atau direksinya ditangkap," ujarnya.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati dalam memilih industri jasa keuangan. "Kita sudah punya satuan tugas waspada investasi di berbagai daerah, masyarakat bisa memanfaatkannya," katas Rahmat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper