Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cakrawala Proteksi Targetkan Premi Tembus Rp750 Miliar Hingga Akhir 2016

PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia optimistis pendapatan premi hingga akhir tahun ini bisa melampaui target awal yaitu mencapai Rp750 miliar.
Asuransi/orixinsurance.com
Asuransi/orixinsurance.com

Bisnis.com,JAKARTA—PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia optimistis pendapatan premi hingga akhir tahun ini bisa melampaui target awal yaitu mencapai Rp750 miliar.

Vice President Director Cakrawala Proteksi Nicolaus Prawiro mengatakan sebelumnya perusahaan menargetkan bisa membukukan pendapatan premi Rp700 miliar atau tumbuh dua kali lipat dibandingkan pendapatan premi pada tahun lalu yang mencapai Rp350 miliar.

“Kami perkirakan sampai akhir tahun ini, kami bisa mencatatkan pendapatan premi Rp750 miliar atau melampaui target yang ditetapkan sebelumnya,” kata Nicolaus kepada Bisnis, Rabu (30/11/2016). Dia menuturkan, sampai dengan kuartal III/2016, Cakrawala Proteksi telah membukukan pendapatan premi Rp640 miliar. Realisasi itu tumbuh 178% jika dibandingkan pendapatan premi pada periode yang sama tahun lalu.

Menurutnya, strategi pengembangan bisnis yang dilakukan perusahaan menjadi faktor utama pendorong pendapatan premi pada semester pertama tahun ini bisa bertumbuh signifikan. Adapun, strategi pengembangan bisnis yang dimaksud ialah perluasan jaringan kantor pemasaran, penambahan mitra bisnis yang baru, dan perluasan produk. “Bisnis kami memang bertumbuh pesat, karena tahun ini menjadi tahun ketiga beroperasi.

Saat ini, kami sudah mempunyai 21 kantor cabang, dan 28 jenis produk yang dipasarkan,” ujarnya. Selain itu, dia mengungkapkan lini bisnis asuransi harta benda dan kendaraan bermotor menjadi kontributor utama terhadap pendapatan premi perusahaan.

Kedua lini bisnis tersebut masing-masing berkontribusi sebesar 48% dan 43%. Adapun, kontribusi dari lini bisnis asuransi pengangkutan kapal atau marine cargoterhadap total pendapatan premi perseroan masih sangat kecil yaitu berkisar 2%. Menurutnya, lesunya kinerja sektor komoditas menyebabkan produksi dari lini bisnis tersebut cenderung stagnan atau tidak bertumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper