Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKSI ADHI: Adhi Karya lncar Investasi Proyek Air Rp4 Triliun

Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., berencana melakukan investasi di bisnis penjernihan air bersih dengan nilai investasi sekitar Rp4 triliun
PT Adhi Karya./.Bisnis.com
PT Adhi Karya./.Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., berencana melakukan investasi di bisnis penjernihan air bersih dengan nilai investasi sekitar Rp4 triliun.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan perseroan dapat bekerjasama dengan pihak lain dalam rencana investasi itu. Namun, emiten berkode saham ADHI itu belum mendapatkan mitra.

“Belum banyak yang masuk bisnis itu,” katanya.

Menurutnya, konsep bisnis itu adalah penjernihan air. Air tersebut, ujarnya, berasal dari wilayah Banten. Setelah itu, air akan dijernihkan di sejumlah lokasi. Budi mengatakan potensi proyek itu relatif cukup baik pada saat ini.

Budi mengatakan perseroan berencana menganggarkan belanja modal untuk proyek tersebut pada 2017. Pada tahun depan, Adhi Karya berencana menganggarkan belanja modal senilai Rp2 triliun. Budi mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk penggunaan pinjaman.

Selain investasi penjernihan air tersebut, Adhi Karya juga berencana investasi di proyek jalan tol. Salah satu ruas yang diincar oleh perseroan adalah ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Jawa Barat.

Sebelumnya, Adhi Karya telah melakukan investasi di sejumlah proyek investasi di sektor jalan tol, energi dan property. Di proyek jalan tol, Adhi Karya bersama sejumlah perusahaan lain membentuk PT Jasamarga Bali Tol dimana perseroan hanya memiliki 1% saham.

Selain itu, Adhi Karya juga memiliki penyertaan di PT Lamong Energi Indonesia dengan porsi 49%. Perusahaan itu menggarap bisnis pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pengembangan, pengadaan utilitas dan sarana pembangkit listrik tenaga mesin gas.

Perusahaan juga sempat melakukan penyetoran modal kepada perusahaan yang dibentuk bersama BUMN lain yakni PT Timah (Persero) Tbk., dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., pada Desember 2015 namun kemudian ditarik kembali pada April 2016.

Pada 2017, Adhi Karya mengincar kontrak baru senilai Rp44 triliun atau meningkat 144% dibandingkan dengan perkiraan realisasi Rp18 triliun pada 2016. Kontrak baru itu bakal berasal dari proyek LRT Rp23 triliun dan proyek non-LRT Rp21 triliun.

Dengan target kontrak Rp44 triliun itu, perusahaan membidik penjualan senilai Rp14,5 triliun pada 2017 atau meningkat 27,1% dibandingkan dengan Rp11,44 triliun pada 2016. Dari penjualan itu, Adhi Karya menargetkan laba bersih Rp505 miliar pada 2017.

Sampai akhir 2016, Adhi Karya menargetkan laba bersih Rp301,9 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan semula Rp750 miliar. Penurunan laba bersih itu seiring dengan perkiraan penjualan Rp11,4 triliun atau lebih rendah dari target awal Rp20 triliun pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper