Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Puji Reformasi Ekonomi RI, Presiden: Investasi Harus Melesat 25%

Pemerintah tidak akan terlena dengan pujian International Monetary Fund (IMF) yang disampaikan melalui Article IV.
Presiden Joko Widodo saat menghadiri World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12, di Jakarta, Selasa (2/8)./Antara-Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo saat menghadiri World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12, di Jakarta, Selasa (2/8)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tidak akan terlena dengan pujian International Monetary Fund (IMF) yang disampaikan melalui Article IV. Presiden mengingatkan jajarannya untuk terus melakukan reformasi ekonomi di segala lini guna membuat Indonesia kian diminati oleh investor.

Berbicara di Forum Sarasehan 100 Ekonom, Senin (6/12), Presiden Jokowi telah membebankan target kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman (BKPM) Modal Thomas Trikasih Lembong untuk menarik investasi sebesar Rp670 triliun pada 2017, dan melesat lebih dari 25% jadi Rp840 triliun.

Secara kumulatif, Jokowi menargetkan pada akhir periode pertama pemerintahannya, investasi akan mengambil porsi hingga 45% dari produk domestik bruto Indonesia. Dia menyebutkan, target itu disusun di tengah risiko terhadap ekonomi nasional sebagian besar berasal dari faktor eksternal, seperti ketidakpastian suku bunga Federal Reserve dan pelemahan ekonomi China.

Pasalnya, nyaris semua negara di dunia tertekan oleh dua faktor tersebut yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi surut serta kesulitan menarik arus modal masuk dan investasi langsung.

“Menurut saya yang penting itu apa yang harus kita kerjakan. Ini hal yang harus disikapi dengan rasa optimisme. Memang tekanan hampir semua negara sama. Selalu setiap saya ketemu dengan kepala negara, keluhannya hampir mirip, nggak ada yang beda,” ujar Kepala Negara.

Sebelumnya, IMF menilai bauran kebijakan makroekonomi dan reformasi struktural yang baik di Indonesia membuat performa ekonomi Indonesia terus menunjukkan indikasi yang positif.

IMF mengungkapkan pascakunjungan ke Indonesia pada 7-18 November 2016 untuk melakukan konsultasi tahunan Article IV, lembaga tersebut menyimpulkan bahwa fundamental ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan, inflasi dan defisit transaksi berjalan Tanah Air terbilang kuat.

Dia menambahkan, sektor-sektor yang tengah digarap oleh Pemerintah adalah industri substitusi impor dan usaha skala raksasa, baik petrochemical, baja, migas maupun pembangkit listrik. Jokowi menyebut investasi senilai US$3-15 miliar akan menjadi pemicu positif bagi keseluruhan perekonomian nasional.

Presiden mengakui memang tidak gampang untuk menuntaskan reformasi dan memberikan kepastian kepada investor, tetapi dia tetap optimis kebijakan-kebijakan yang telah ditelurkan akan segera memberi dampak.

“Saya meyakini dengan perubahan kebijakkan yang kita lakukan, investasi ini saya yakin akan masuk ke negara kita. Pembangkit listrik 2017 sudah akan banyak yang financial closing. Dengan demikian, arus uang masuk akan semakin kelihatan di semester I/2017,” tuturnya.

Terakhir, Presiden mengatakan program infrastruktur yang menjadi salah satu program kunci pemerintahan ini akan menjawab persoalan daya saing yang sering dibahas oleh dunia usaha dan ekonom, yaitu bagaimana menurunkan biaya logistik dan transportasi Indonesia yang saat ini masih 250-300% dari negara-negara tetangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper