Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Industri Pembiayaan 2017 Akan Lebih Baik

Otoritas Jasa Keuangan optimistis industri pembiayaan mampu mencatatkan kinerja yang lebih apik pada 2017 setelah Masi mengalami perlambatan pada tahun ini.
Karyawati Otoritas Jasa Keuangan menerima telpon, di kantor perwakilan Makassar, Rabu (13/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Karyawati Otoritas Jasa Keuangan menerima telpon, di kantor perwakilan Makassar, Rabu (13/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan optimistis industri pembiayaan mampu mencatatkan kinerja yang lebih apik pada 2017 setelah Masi mengalami perlambatan pada tahun ini.

Firdaus Djaelani, Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK, menjelaskan keyakinan itu ditopang dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik pada tahun depan.

Kondisi itu, jelasnya, juga didukung dengan adanya keyakinan akan kenaikan harga batu bara dan adanya pemulihan permintaan dari negeri Tiongkok terhadap beberapa komoditas utama yang diperlukan untuk mendukung infrastruktur.

"Rasanya kita cukup optimis bahwa tahun 2017 akan memberikan dampak yang sangat positif bagi industri pembiayaan," kata Firdaus di sela-sela seminar nasional yang diselenggarakan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Selasa (6/12/2016).

Firdaus menjelaskan secara umum pertumbuhan industri pembiayaan pada 2016 masih mengalami perlambatan seperti halnya yang terjadi pada 2015.

Data industri per September 2016 menunjukkan total aset industri perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan negatif sebesar -2,19% (year-on-year/y-o-y) menjadi Rp434,52 triliun.

Sementara itu, piutang pembiayaan mencapai Rp378,36 triliun atau naik sebesar 1,79% (y-o-y) dibandingkan piutang pada September 2015.

Pada tahun ini, sambung dia, untuk pertama kalinya dalam sejarah industri pembiayaan tercatat pertumbuhan aset dan piutang pembiayaan yang negatif secara bersamaan, yakni pada bulan Mei 2016, setelah selama bertahun-tahun industri ini selalu mencatatkan pertumbuhan yang positif.

Menurutnya, pertumbuhan pembiayaan yang masih sangat lambat ini diakibatkan oleh kondisi makro ekonomi yang belum stabil, terutama di sektor pertambangan dan komoditas, yang disertai juga dengan menurunnya daya beli masyarakat.

Meskipun begitu, kata Firdaus, kondisi pertumbuhan aset dan piutang pembiayaan sejak Juni 2016 sudah menunjukkan adanya tren pertumbuhan positif dan diharapkan terjaga sampai akhir tahun.

"Kualitas piutang pembiayaan pada September 2016 masih terjaga dengan baik, dimana nilai Non Performing Financing Netto masih tercatat di bawah 3%, yaitu sebesar 2,40%."

Firdaus mengungkapkan ke depan peluang pengembangan industri pembiayaan juga terbuka di berbagai daerah.

Beberapa pemerintah daerah saat ini telah menunjukkan keseriusannya dalam mendorong pengembangan usaha kecil, mikro dan menengah melalui pendidirian UMKM Center dan pembentukan Tim Percepatan Akselerasi Keuangan Daerah (TPAKD), serta melalui kebijakan penyediaan dana bergulir.

"Peluang dan tantangan 2017 ini seyogianya harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai momentum untuk mengembalikan kejayaan industri pembiayaan seperti tahun-tahun sebelumnya," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper