Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Komersial Belum Pilihan Utama Industri Perbankan

Akibat terus menunjukkan penurunan kualitas, tahun depan penyaluran kredit ke sektor komersial belum menjadi pilihan utama bagi industri perbankan
Ilustrasi/www.udku.com.au
Ilustrasi/www.udku.com.au

Bisnis.com, JAKARTA –- Akibat terus menunjukkan penurunan kualitas, tahun depan penyaluran kredit ke sektor komersial belum menjadi pilihan utama bagi industri perbankan

Ekonom INDEF Aviliani menjelaskan bahwa Industri perbankan masih harus lebih berbenah agar bisa lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor komersial

“Sektor komersial ini masih harus memperbaiki diri, dalam arti memperbanyak restrukturisasi. Karena masih banyak yg NPL nya juga tinggi,” katanya.

Dirinya juga menambahkan bahwa yang menjadi masalah adalah sektor-sektor komersial sulit untuk recover dengan cepat karena sektor ini berpengaruh terhadap sektor komoditas dan turunannya. Jadi sektor infrastruktur dan sektor korporasi karena memiliki daya tahan yang cukup.

Sementara itu, direktur Commercial Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartini Sally menjelaskan bahwa kredit komersial masih terkena dampak dari perlambatan perekonomian Indonesia

“Kredit komersial sekarang kondisinya masih berat, karena kredit secara keseluruhan kan tergantung oleh faktor-faktor ekonomi Indonesia ya, dia (kredit komersial) termasuk segmen yang cukup terkena dampak. Beda ya sama korporasi lebih stabil. Ya sampai 2017 kondisinya masih challenging ya,” jelasnya.

Kartini menambahkan bahwa rasio kredit bermasalah yang tinggi dikarenakan faktor harga komoditas,

“Misalnya contohnya deh jamannya oil lagi naik kan pertamina ada punya sewa rig sewa kapal, kalo harga turun kan riggnya ga dipake factor komoditi pengaruh harga batubara juga. Batubara waktu harganya turun kontraktornya juga dikurangi jadi faktor komoditi utama, terus faktor ekonomi yg melambat juga itu menjadi salah satu faktor,” katanya.

Lain halnya dengan Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahrijadi yang mengatakan bahwa tren kredit komersial ke depannya akan meningkat.

“Kami berharap tahun 2017 kondisi ekonomi riil membaik sehingga terjadi peningkatan permintaan akan kredit komersial,” katanya.

Di bandingkan dengan segmen komersial, Bank Mayapada menyalurkan kredit ke porsi terbesar dalam nilai nominal ke sektor korporasi sementara secara jumlah nasabah masih ke UMKM dan mikro.

Ia menambahkan bahwa ada upaya untuk menekan pertumbuhan NPL yakni dengan memonitor ekstra ketat kredit-kredit yang diberikan di samping selalu menjalankan prinsip kehati-hatian secara konsisten dalam pemberian kredit baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper