Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Luar Negeri November 2016 Turun US$7,2 Miliar

Bank Indonesia melaporkan terjadinya penurunan utang luar negeri sebesar US$7,2 miliar menjadi US$316,0 miliar per November 2016. Sementara itu, posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Oktober 2016 tercatat sebesar US$323,2 miliar
Ilustrasi./.Bisnis-Rachman
Ilustrasi./.Bisnis-Rachman

Bisnis.com, Jakarta- Bank Indonesia melaporkan terjadinya penurunan utang luar negeri sebesar US$7,2 miliar menjadi US$316,0 miliar per November 2016. Sementara itu, posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Oktober 2016 tercatat sebesar US$323,2 miliar

Penurunan utang didorong oleh perlambatan utang luar negeri di sektor publik dan sektor swasta. Perlambatan pertumbuhan itu juga terjadi di utang jangka panjang dan jangka pendek.

Posisi utang luar negeri sektor publik dan swasta masing-masing tercatat sebesar US$154,5 miliar dan US$161,5 miliar. Utang sektor publik tumbuh melambat menjadi 12,1% (year-on-year) dari 17,0% (yoy) pada Oktober 2016. Selain itu, utang sektor swasta turun 3,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan penurunan pada Oktober 2016 yang sebesar 2,0% (yoy).

Utang luar negeri berjangka panjang pada November 2016 tumbuh lambat 3,1% (yoy) mencapai US$274,1 miliar, terdiri dari utang sektor publik sebesar US$153,7 miliar dan sektor swasta sebesar US$120,4 miliar. Sementara itu, utang berjangka pendek tumbuh rendah 7,1% menjadj sebesar US$42,0 miliar terdiri dari ULN sektor swasta sebesar US$41,2 miliar dan sektor publik sebesar US$0,8 miliar.

Menurut sektor ekonomi, utang swasta pada akhir November 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,8%.

"Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, utang luar negeri sektor keuangan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih pada November 2016 mencatat pertumbuhan tahunan yang negatif, sementara utang luar negeri sektor industri pengolahan tumbuh melambat," tulis BI dalam rilisnya, Senin (16/1/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper