Bisnis.com, Jakarta-- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2016 tercatat mengalami surplus US$8,78 miliar atau lebih tinggi dari tahun lalu yang tercatat surplus US$7,67 miliar.
Kendati mengalami surplus lebih tinggi, namun secara nilai total ekspor dan impor di 2016 mengalami penurunan. Secara kumulatif, ekspor sepanjang Januari 2016-Desember 2016 mencapai US$144,43 miliar atau turun 3,95% dibandingkan 2015. Sementara impor 2016 turun 4,94% dibandingkan 2015 menjadi US$135,65 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan ekspor dan impor yang menurun dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas dan terjadinya pelemahan ekonomi di negara tujuan ekspor Indonesia.
Secara kumulatif, volume ekspor meningkat 0,66% dibandingkan 2015. Kenaikan tersebut disumbang oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 1,09%, sementara volume ekspor migas menurun 3,73%. Hal yang sama juga terjadi pada volume impor yang naik 3,32% dibandingkan 2015.
"Ekspor masih menurun kalau dibandingkan 2015, impornya juga. Ini menandakan kita belum pulih sepenuhnya," katanya dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (16/1/2017).
Sementara itu, nilai ekspor Desember 2016 sebesar US$13,77 miliar dan nilai impor sebesar US$12,78 miliar. Nilai ekspor Desember 2016 mengalami kenaikan 1,99% dibandingkan November 2016.
Ini merupakan tertinggi sejak Januari 2015 dipengaruhi oleh besarnya surplus di sektor nonmigas dengan sumbangan ke total ekspor sebesar 91% atau sebesar US$1,44 miliar. Sementara itu, nilai impor Desember 2016 naik tipis 0,88% dibandingkan November 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
