Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Sinyal Inflasi di Jateng Mulai Terlihat

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyatakan sinyal inflasi mulai terlihat dari kenaikan harga komoditas cabai dan penghapusan subsidi listrik terhadap sebagian pelanggan PT PLN (Persero).
Ilustrasi/hargababel.com
Ilustrasi/hargababel.com

Bisnis.com, SEMARANG - Kenaikan harga cabai dan penghapusan subsidi listrik dinilai sebagai sinyal inflasi di Provinsi Jawa Tengah.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyatakan sinyal inflasi mulai terlihat dari kenaikan harga komoditas cabai dan penghapusan subsidi listrik terhadap sebagian pelanggan PT PLN (Persero).

"Terutama untuk kenaikan harga komoditas cabai yang sempat mencapai Rp120 ribu/kg ini juga pasti akan berdampak terhadap terjadinya inflasi," kata Kepala BPS Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Selasa.

Meski demikian, Margo enggan memprediksi berapa besaran inflasi pada bulan Januari 2017 karena survei belum selesai dilakukan.

"Kalau perhitungan belum tetapi survei sudah mulai dilakukan dan belum selesai. Pada dasarnya BPS hanya memotret untuk melihat perkembangan sosial ekonomi di Jateng dan saat ini belum selesai. Nanti akan kami rilis awal bulan depan," katanya.

Meski kontribusi komoditas cabai terhadap inflasi kecil tetapi jika kenaikan harga tajam akan berdampak terhadap inflasi yang tinggi.

"Yang terjadi di lapangan beberapa bulan terakhir ini kenaikan harga cabai sangat memengaruhi inflasi secara signifikan," katanya.

Berdasarkan data BPS, komoditas cabai memberikan kontribusi terhadap inflasi sebesar 0,1943 persen. Komoditas ini menempati urutan kedua sebagai penyumbang inflasi terbesar dari sisi kelompok bumbu makanan setelah bawang putih.

Meski komoditas bawang putih memberikan kontribusi paling tinggi yaitu 0,2002 persen, saat ini tidak begitu berdampak terhadap terjadinya inflasi mengingat harga jual cenderung stabil.

Sementara itu, selain kenaikan harga komoditas cabai, diakuinya, sinyal inflasi ini sudah terlihat seiring dengan ada penghapusan subsidi untuk beberapa sektor penting, salah satunya adalah subsidi listrik.

"Tentu kalau subsidi listrik ini dikurangi maka akan menambah biaya produksi di sektor produksi. Biasanya kalau proses ini terganggu maka produsen akan mengurangi ongkos produksi mereka dan menaikkan harga produksinya," katanya.

Berdasarkan laporan inflasi bulan lalu, kelompok bahan bakar, penerangan, dan air memberikan kontribusi sebsar 0,0060 persen terhadap inflasi.

Dengan kontribusi tersebut, artinya inflasi yang terjadi pada kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 0,09 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper