Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EDUKASI DUIT: Memahami Jalan Rezeki

Saya banyak menulis tentang rahasia rezeki. Tulisan saya sudah menjadi 5 buku. Dua diantaranya telah dipublikasikan yakni Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang dan Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis. Adapun tiga draft buku lainnya masih belum terbit.
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis
Goenardjoadi Goenawan. / Bisnis

Saya banyak menulis tentang rahasia rezeki. Tulisan saya sudah menjadi 5 buku. Dua diantaranya telah dipublikasikan yakni Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang dan Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis. Adapun tiga draft buku lainnya masih belum terbit.

Banyak orang berpikir bagaimana caranya mendapatkan penghasilan dari menulis? Tentu ada yang mengharapkan dapat honor, atau seminar, dan lainnya. Namun dengan mempelajari Ilmu jalan rezeki tentu akan menguasai rezeki bukan? Artinya, dengan mengendalikan rezeki, hasilnya akan ada.

Misalnya saja dari 25.000 pembaca buku saya, bila ada satu saja yang tepat akan cukup menjadi jalan rezeki. Betapa dahsyatnya Ilmu jalan rezeki. Lalu, jalan rezeki itu bagaimana?

  • Supply dan Demand

Intinya nilai seseorang tergantung dari demand dan supply. Supply maksudnya apa yang bisa kita hasilkan dari diri sendiri. Misalnya ada yang menjadi presiden direktur, supply-nya adalah manajemen seorang pemimpin.

Demand-nya apa? Demand adalah yang diharapkan dari kita, seperti profit and loss. Tapi sesungguhnya demand yang dicari dari seorang presdir adalah leadership. 

 

  • Other People Mind

Selain itu, kita juga harus memandang dari pihak lain atau disebut other people mind (OPM).  Kita harus melihat orang lain butuhnya apa. Selama ini kita buta soal OPM karena hanya memikirkan keinginan diri sendiri. Misalnya, mau beli sepatu tidak punya uang, mau beli baju tidak ada duit. Ruwet bukan?

Menjadi karyawan misalnya, bila kita hanya memikirkan keinginan pasti selalu merasa gaji kurang. Mana ada gaji yang cukup, bukan? Lalu, mengapa kita menerima gaji tapi tetap tidak bisa mengendalikan rezeki? Sebenarnya bukan karena gaji kita naik berapa, tetapi ada hal yang tidak pasti dari gaji yakni resiko. Bila resiko dihilangkan, maka seketika itu timbulah pengendalian rezeki.

Banyak orang mencari peluang baru, kenaikan gaji, lowongan kerja baru, sebenarnya faktor utamanya adalah kita takut resiko kerja sehingga kita mengalami ketidakpastian.

Bila kita memikirkan keinginan pribadi, maka otak kita memikirkan sekolah anak ke luar negeri , dan lainnya. Tapi apabila kita menguasai OPM, sesungguhnya kehendak owner di perusahaan itu jelas. Jelas sekali, bahkan lebih jelas daripada lampu LED 10 watt (terang sekali).

Coba jika kita menggunakan OPM. Apa kehendak owner perusahaan? Mungkin ada yang berpikir owner mau omzet, profit, growth, dan sebagainya. Ya mungkin benar, semakin mendalam kita mengerti OPM atau kehendak orang lain maka faktor resiko akan hilang.

 

  • Rich Dad Poor Dad

Mari kita belajar dari Rich Dad (ayah kaya) dan Poor Dad ala Kiyosaki:

Poor dad (ayah miskin). Memikirkan keinginan pribadi mengejar sukses, peluang baru, opportunity baru. Mengambil resiko baru. Misalnya saat demo 411 Dan 212 banyak orang resah. Yang paling takut adalah pemilik ruko, pemilik sarang walet resah banget. Takut kehilangan mata pencaharian. Poor dad memiliki orientasi beneficial relationship atau hubungan saling menguntungkan. Istilahnya: ada uang abang sayang, tak ada uang abang dibuang. Intinya, poor dad berpikir short term.

Rich dad (ayah kaya). Mengerti OPM atau memahami kehendak sumber kekuasaan. Menghilangkan faktor resiko. Melihat masa depan dengan kepastian.

Ibarat ibu-ibu beli mangga. Kok asem bang? Ibu beli sekilo asem, komplain. Ini saya punya sebanyak mobil pick up asem semua, bu. Jadi ketika kita membantu solusi masalah orang lain dengan OPM, timbulah opportunity, bagaimana stok mangga ini mau diapakan?

Coba lihat di real estate ada tandon situ danau penampung air hujan yang menyerap tanah sehingga tidak banjir, sekaligus memiliki penyaring water treatment sehingga air PAM terjamin.

Itu bedanya rich dad dan poor dad. Poor dad saat hujan rumahnya akan tergenang, saat kemarau PAM putus nyambung.

Namun, jika aset kita digabung atau terhubung (relationship) dengan tandon situ danau yang merupakan sumber kekuasaan, maka kita pun menjadi terjamin. Jadi faktor relationship adalah kunci harta kekayaan.

 

Penulis:
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang" dan "Relationship Ikatan Pemekaran Berkah" yang segera terbit. Email: goenardjoadi @ gmail.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper