Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI AS: Defisit Neraca Perdagangan Desember Menipis

Departemen Perdagangan AS menyatakan pada hari Selasa defisit neraca perdagangan turun 3,2% ke level US44,3 miliar. Secara tahunan, defisit neraca perdagangan naik 0,4% ke level US$502,3 mliar pada tahun 2016. Angka tersebut mewakili 2,7% dari produk domestik bruto.

Bisnis.com, JAKARTA – Defisit neraca perdagangan Amerika Serikat berkurang pada bulan Desember, didorong oleh ekspor yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari 1,5 tahun terakhir di tengah rekor pengiriman produk teknologi.

Departemen Perdagangan AS menyatakan pada hari Selasa (7/2/2017) defisit neraca perdagangan turun 3,2% ke level US44,3 miliar. Secara tahunan, defisit neraca perdagangan naik 0,4% ke level US$502,3 mliar pada tahun 2016. Angka tersebut mewakili 2,7% dari produk domestik bruto.

Jika disesuaikan dengan inflasi, defisit pada bulan Desember menurun menjadi US$62,3 miliar US$63,9 mliar pada bulan November.

Presiden Donald Trump menyalahkan kebijakan perdagangan AS terhadap hilangnya pekerjaan di AS dan telah bersumpah untuk membuat perubahan besar, dimulai dengan menarik diri dari pakta perdagangan Trans-Pacific Partnership.

Trump juga ingin menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang ditandatangani pada tahun 1994 oleh Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.

Namun, pada ekonom tidak percaya langkah-langkah proteksionis tersebut akan menghilangkan defisit neraca perdagangan.

John Ryding, kepala ekonom RDQ Economics mengatakan, ketika ekonomi berada pada kesempatan kerja penuh, percepatan permintaan cenderung disertai dengan kenaikan pertumbuhan impor dan defisit perdagangan yang lebih luas.

"AS hanya tidak memiliki cukup tenaga cadangan dan kapasitas nilai tukar untuk menutup defisit, yang kemungkinan akan melebar di 2017 dan 2018," ujarnya seperti dikutip Bloomberg, Rabu (8/2/2017).

Pada bulan Desember, ekspor barang dan jasa meningkat 2,7% menjadi US$190,7 miliar, tertinggi sejak April 2015, menyusul pengiriman barang teknologi canggih seperti aerospace, bioteknologi dan elektronik, mencapai rekor tertinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper