Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Konservatif, BCA Bidik Pertumbuhan Kredit 10,1%

Meskipun pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diproyeksikan membaik dan tumbuh menjadi, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) tetap berhati-hati memasang target pertumbuhan kreditnya.
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diproyeksikan membaik dan tumbuh menjadi, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) tetap berhati-hati memasang target pertumbuhan kreditnya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya lebih memilih untuk tidak terlalu agresif di awal tahun. Pertumbuhan kredit pada 2017 hanya dipatok sebesar 10,1% naik tipis dari realisasi tahun lalu sebesar 7,3%.

Kendati demikian, dia tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyesuaian target pada Semeser II /2017 bila perekonomian domestik menujukkan pertumbuhan signifikan.

“Kami sangat konservatif. Kami proyeksikan sekitar 10,1% tahun ini tetapi dengan catatan kalau sampai Juni nanti potensinya bagus, kami bisa sampai 12%-13%,” katanya di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Perseoan akan fokus untuk mendorong pertumbuhan kredit pada segmen properti, khususnya kredit pemilikan rumah. Segmen ini dinilai memiliki potensi yang cerah sehingga diharapkan menjadi pendongkrak pertumbuhan kredit terbesar.

Jahja menambahkan potensi tersebut telah tampak dari respon yang diberikan nasabah terhadap promosi penurunan suku bunga KPR dari 8% menjadi 6% yang telah dimulai BCA.

“Dengan harga promo seperti ini, saya optimis karena kami sudah pernah tes ke pasar. Sudah banyak nasabah yang bertanya-tanya dan berburu daerah mana yang berpotensi dibeli. Saya sih berharap KPR bisa tumbuh sampai 12%-13%,” lanjutnya.

Pada tahun lalu penyaluran kredit KPR yang dilakukan BCA juga menujukkan kenaikan 10%.

Secara keseluruhan dia berasumsi daya beli konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan harga komoditas CPO dan barang tambang yang akan berdampak pada laju inflasi dan nilai tukar.

“Dengan asumsi kita berhasil mengendalikan inflasi di tingkat 4%-5%, saya harapkan akan ada tambahan daya beli masyarakat karena kenaikan gaji berkisar 8%-11%,” katanya.

Selain KPR, emiten berkode BBCA juga akan fokus mendorong kredit pada segmen usaha kecil dan menengah yang pada tahun lalu pertumbuhannya cukup berat lantaran kondisi pemulihan perekonomian yang masih lambat.

Baru-baru ini Direktur BCA Henry Koenaifi mengatakan pertumbuhan kredit UKM diharapkan tumbuh sebesar 9% sampai 10%. Sampai kuartal III/2016 , perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit segmen komersial dan UKM yang tumbuh 0,2%  menjadi Rp146,51 triliun dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper