Bisnis.com, DENPASAR--Tingkat melek informasi masyarakat Bali terhadap produk keuangan pada 2016 lalu mengalami peningkatan signifikan menjadi 37,45% dibandingkan pada 2013 hanya 19,5%.
Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali Nusra mencatat tingkat literasi keuangan tersebut merupakan yang tertinggi di nasional jika dibandingkan dengan masyarakat di luar Pulau Jawa, seperti Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.
"Artinya minat masyarakat terhadap lembaga produk jasa keuangan meningkat. Jadi masyarakat sudah paham kalau mau mencari dana mending ke lembaga formal," jelas Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Zulmi, Kamis (16/2/2017).
Menurutnya, indeks literasi keuangan Bali tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan tingkat literasi keuangan nasional pada 2016 yang hanya 29,7%. Zulmi menuturkan peningkatan tersebut menandakan bahwa kesadaran masyarakat sudah semakin bertumbuh.
Bahkan, masyarakat di daerah diperkirakan sudah meminati produk-produk keuangan yang ditawarkan lembaga keuangan. Dia menduga hal itu terjadi karena keberadaan lembaga seperti koperasi serta tidak dipungkir eksistensi lembaga perkreditan desa (LPD) yang banyak jumlahnya di Bali.
"Saya juga meminta agar survei literasi tahun lalu termasuk menanyakan soal produk LPD dan mungkin itu diakomodasi karena masyarakat di sini sudah melek dengan LPD," jelasnya.
Tidak hanya tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan masyarakat Bali juga mengalami kenaikan menjadi 76%, dari survei terakhir hanya 71,3%. Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks inklusi nasional yang hanya 67,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel