Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Yakini Sektor Syariah Lebih Menjanjikan

Otoritas Jasa Keuangan meyakini kinerja perbankan syariah di Sumatra Barat tahun ini bakal tumbuh signifikan dan di atas perbankan konvensial, mengingat mulai pulihnya perekonomian.
Karyawan melintas didepan divisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, di Jakarta./.Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan melintas didepan divisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, di Jakarta./.Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, PADANG—Otoritas Jasa Keuangan meyakini kinerja perbankan syariah di Sumatra Barat tahun ini bakal tumbuh signifikan dan di atas perbankan konvensial, mengingat mulai pulihnya perekonomian.

Kepala OJK Perwakilan Sumbar Indra Yuheri menyebutkan pada tahun 2016 kinerja sektor syariah cukup memuaskan, dan tidak begitu terpengaruh dengan tekanan ekonomi yang menghantam.

“Tahun lalu pencapaiannya cukup tinggi, bahkan jauh di atas kinerja konvensial. Perkiraan kami di 2017 juga akan semakin membaik dan di atas konvensial,” katanya, Kamis (23/2/2017).

Menurutnya, budaya masyarakat yang sudah akrab dengan skema syariah menjadi keunggulan tersendiri di Sumbar, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah terbilang tinggi.

Tahun lalu, misalnya, OJK Sumbar mencatatkan aset perbankan syariah tumbuh 9,36% dari Rp4,31 triliun menjadi Rp4,72 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bahkan menembus dua digit dengan pertumbuhan 11,34% dari Rp2,70 triliun menjadi Rp3,01 triliun.

Sedangkan penyaluran pembiayaan tumbuh melambat atau hanya 2,94% menjadi Rp3,81 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,70 triliun.

Indra mengakui perlambatan pembiayaan disebabkan secara umum perbankan menahan laju penyaluran kredit guna menjaga rasio kredit bermasalah, sehingga pembiayaan tidak tumbuh optimal.

Adapun, rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing/NPF mencapai 4,15%, dengan loan to deposit ratio/LDR perbankan syariah Sumbar mencapai 126,44%.

Dia mengungkapkan persoalan perbankan syariah saat ini bukan lagi terletak pada sulitnya pertumbuhan, tetapi share yang masih kecil. Bahkan secara nasional perbankan syariah hanya berkontribusi 5% dari total aset perbankan.

Sedangkan di Sumbar porsi perbankan syariah sudah mencapai 8% dari total aset perbankan di daerah itu. Apalagi, kalau BPD Sumbar melakukan konversi ke syariah maka porsinya akan semakin besar.

Keyakinan pertumbuhan sektor syariah juga diutarakan manajemen PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari, yang meyakini kinerja unit usaha syariah (UUS) tahun ini jauh lebih baik dari pencapaian tahun sebelumnya.

Hendri, Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari menyebutkan perseroan menargetkan pertumbuhan aset syariah mencapai 10,89% dari Rp1,34 triliun tahun lalu menjadi Rp1,48 triliun.

“Peluangnya masih sangat terbuka lebar. Target kami pertumbuhan bisa di atas 10%, lebih baik dari tahun 2016,” ujarnya.

Sedangkan penyaluran pembiayaan dipatok tumbuh 10,21% menjadi Rp1,42 triliun dari pencapaian tahun sebelumnya Rp1,29 triliun, dan penghimpunan DPK ditargetkan tembus Rp1,07 triliun atau tumbuh 14,86% dari pencapaian tahun lalu yang hanya Rp935 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper