Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengharap Real Dari Negeri Petro Dolar

Rencana kedatangan pemimpin Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia mendatangkan sejumlah harapan investasi.
Rombongan staf Kedutaan Besar Arab Saudi memasuki Gedung DPR RI saat memantau persiapan kedatangan Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/2)./Antara-Rivan Awal Lingga
Rombongan staf Kedutaan Besar Arab Saudi memasuki Gedung DPR RI saat memantau persiapan kedatangan Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (25/2)./Antara-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana kedatangan pemimpin Arab Saudi Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia mendatangkan sejumlah harapan investasi.

Potensi investasi Negeri Petro Dollar itu di Indonesia terbilang masih sangat besar. Apalagi berdasar data BKPM, sejauh ini invetasi dari Arab Saudi masih berada di peringkat 57 dibandingkan negara-negara lain.

Arab Saudi baru menanamkan uangnya senilai US$ 0,9 juta atau sekitar Rp11,97 triliun (jika 1 dolar dikonversi sama dengan Rp13.300) di 44 proyek.

Angka itu masih jauh jika di bandingkan 5 besar investor di Indonesia berdasar data invetasi Januari-Desember 2016. Singapura yang berada di peringkat pertama dengan nilai investasi US$9.178,7 untuk 5.874 proyek, Jepang US$5.400,9 untuk 3.302 proyek, R.R. Tiongkok US$2.665,3 untuk 1.734, Hong Kong, RRT US$2.248,3 untuk 1.137, dan Belanda senilai US$1.475,0 untuk 840 proyek.

Perbandingan yang tidak seimbang antara investasi Arab Saudi dengan 5 besar negara investor utama Indonesia di atas mencerminkan daya tarik Indonesia yang masih rendah di mata investor Negeri Padang Pasir tersebut.

Sementara itu, pada periode Januari-Desember 2015, rencana investasi Arab Saudi masih berada di peringkat 22 dengan nilai Rp1,6 triliun, di bawah Iran yang menempati peringkat ke-8 dengan nilai rencana investasi Rp 50 triliun, Yordania di peringkat ke-16 dengan nilai rencana investasi Rp 3,3 triliun dan Uni Emirat Arab berada di peringkat-19 dengan nilai rencana investasi Rp 2,5 triliun.

Jika dibandingkan dalam nilai rupiah, investasi Arab Saudi di Indonesia pada 2016 dibandingkan 2015 menunjukkan peningkatan cukup berarti. Namun, semua pihak mafhum bahwa masih terbuka ruang investasi yang besar bagi Arab Saudi di Indonesia.

Terlebih, dengan sikap AS di bawah Donald Trump yang kurang familiar terhadap Islam bisa memberi sentimen negatif bagi investasi Arab Saudi di sana sekaligus memberi angin segar baru bagi kian terbukanya keran investasi Arab Saudi di Indonesia.

Sebelum kedatangan Raja Salman, salah satu pangeran kaya negeri itu yaitu Pangeran Alwaleed Bin Talal bin Abdulaziz Al-Saud berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/5/2016) sore.

Hasil pertemuan itu menyiratkan rencana Kerajaan Arab Saudi segera merealisasikan investasi pada kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah, sebagai bagian kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Investasi lain di bidang pariwisata dan portofolio juga akan segera diwujudkan.

Kunjungan Pangeran Alwaleed tentu bermakna penting bagi Indonesia. Chairman of Kingdom Holding Company dan Alwaleed Philanthropy itu dikenal sebagai pemodal penting Arab Saudi yang menanamkan investasinya di dunia.

Pangeran Alwaleed mengutarakan niatnya meningkatkan investasi Kingdom Holding di Indonesia. Tak hanya itu, Aramco juga mendapatkan komitmen untuk mengerjakan kilang lain, yakni Balongan (Jawa Timur), Indramayu (Jawa Barat), dan Dumai (Riau). Aramco adalah perusahaan minyak milik Kerajaan Arab Saudi.

Selain investasi kilang minyak, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melirik kawasan ekonomi khusus pariwisata di Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Banten, dan Sumatra Barat.

Alwaleed juga menyatakan ketertarikan Kerajaan Arab Saudi untuk berinvestasi di keuangan, khususnya portofolio Indonesia.

Pengusaha Indonesia juga berpeluang mengembangkan investasi di Arab Saudi, salah satunya dalam pembangunan rumah sakit di Arab Saudi.
Dengan membawa rombongan dalam jumlah ribuan, sekitar 1.500 orang termasuk 25 orang pangeran, kehadiran Raja Salman ke Indonesia niscaya membawa peluang bisnis yang lebih luas.

Tentu bukan hanya kemampuan membangun infstruktur yang bisa ditawarkan Indonesia. Dari sisi konsumsi dan sektor selain pengiriman TKI, Indonesia mestinya dapat menjadi salah satu negara pemasok kebutuhan warga Arab Saudi. Sayur atau tanaman organik bisa menjadi salah satu komoditas yang dapat ditawarkan, juga berbagai potensi lainnya.

Jika Arab Saudi kian meningkatkan investasinya di Indonesia, posisinya di papan tengah investor Indonesia akan lebih kuat bahkan bukan mustahil naik ke papan atas.

Masalahnya, tersediakah faktor-faktor yang bisa menjadi daya tarik bagi investor dari Arab Saudi untuk menanamkan modalnya di Indonesia?

Sejauh daya tarik itu tidak tersedia, maka potensi investasi petro dollar yang besar tak bisa dimanfaatkan sebagai investasi riil di Indonesia dan hanya terus menjadi angan-angan dan kalkulasi potensi belaka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper