Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antam (ANTM) Realisasikan Efisiensi Rp48,7 Miliar

Korporasi tambang milik negara, PT Antam (Persero) Tbk., mengklaim telah merealisasikan efisiensi sebesar Rp48,7 miliar pada 2016 atau melampaui target Rp36,4 miliar.
Model memerlihatkan aneka ukuran emas yang dijual di gerai layanan penjualan emas Aneka Tambang (Antam), di Kantor Pos Malang, Jawa Timur, Senin (6/2)./Antara-Ari Bowo Sucipto
Model memerlihatkan aneka ukuran emas yang dijual di gerai layanan penjualan emas Aneka Tambang (Antam), di Kantor Pos Malang, Jawa Timur, Senin (6/2)./Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi tambang milik negara, PT Antam (Persero) Tbk., mengklaim telah merealisasikan efisiensi sebesar Rp48,7 miliar pada 2016 atau melampaui target Rp36,4 miliar.

Manajemen perusahaan menyatakan pencapaian efisiensi paling besar berasal dari Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara sebesar Rp18 miliar.

Selain itu, efisiensi yang diupayakan oleh perseroan antara lain penghematan bahan pembantu pabrik, penggunaan bahan bakar dan penggunaan material yang dibuat produsen lokal.

Selain itu, perusahaan menyatakan diri sebagai sebagai salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di dunia dengan pencapaian biaya tunai unaudited sebesar US$3,39 per pon pada 2016 atau turun 21% dibandingkan dengan US$4,31 per ton pada 2015.

Manajemen menyatakan seiring dengan tren peningkatan harga nikel dunia yang turut didorong oleh ditutupnya beberapa tambang nikel di Filipina maka perseroan optimis dapat meningkatkan marjin keuntungan bisnis nikel pada 2017.

Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan biaya tunai komoditas utama perseroan yakni feronikel tetap kompetitif pada 2016.

“Di tahun 2016, unaudited cash cost feronikel Antam mencapai US$3,39 per pon. Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata cash cost produsen feronikel dunia yang mencapai US$4,82 per pon berdasarkan studi baru-baru ini oleh Wood Mackenzie dan menempatkan Antam sebagai produsen feronikel berbiaya terendah kedua di dunia,” paparnya dalam keterangan tertulis, Selasa (28/2).

Menurutnya,  melalui efisiensi berkelanjutan serta beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara Pomalaa, biaya tunai feronikel akan semakin dapat diturunkan dan akan meningkatkan profitabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper