Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkominfo Dorong Perbankan Migrasi ke Fintech

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah berencana mendorong seluruh pelaku industri perbankan untuk migrasi atau menggandeng startup financial technology (fintech) agar tidak tergerus di era digitalisasi.
Financial Technology (Fintech)/channelasia
Financial Technology (Fintech)/channelasia

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah berencana mendorong seluruh pelaku industri perbankan untuk migrasi atau menggandeng startup financial technology (fintech) agar tidak tergerus di era digitalisasi.

Rudiantara Menteri Komunikasi dan Informatika mengemukakan perkembangan teknologi dewasa ini sudah semakin massif di Indonesia, karena itu seluruh industri perbankan disarankan mengubah pola pikirnya agar tidak lagi menggunakan cara konvensional untuk mendekati masyarakat, tetapi menggunakan fintech sebagai salah satu media pendekatannya.

"Perubahan teknologi saat ini adalah kenicayaan. Semuanya sudah harus digital. Perbankan juga harus menggunakan fintech atau menggandeng fintech agar bisnisnya tidak tergerus," tuturnya di Jakarta, Kamis (2/3).

Dia menjelaskan pemerintah akan mendukung langkah perbankan yang berencana melakukan migrasi bisnis atau menggandeng fintech untuk menjalankan bisnisnya. Menurutnya, fintech lebih disukai masyarakat karena proses peminjaman uang yang sangat mudah dan cepat melalui aplikasi yang dibuat oleh startup.

"Kalau bank‎ biasanya kan butuh waktu yang lama untuk proses peminjaman, sedangkan masyarakat terkadang butuh dana yang cepat. Nah ini dia peluang bagi pemain fintech," katanya.

Dia optimistis industri fintech akan terus tumbuh dan berkembang di Indonesia, sejalan dengan semakin banyaknya pemain fintech dan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) yang mendukung industri tersebut.

"‎Perbankan itu kan leadernya ada pada OJK dan BI. Regulasi mereka selama ini kan sudah mendukung industri fintech itu," ujarnya.

‎Menurutnya, Kemenkominfo dewasa ini juga akan terus mendorong program 1.000 startup lokal yang diprediksi akan terealisasi pada 2020 mendatang. Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkominfo adalah dengan menggandeng Kibar dalam program gerakan nasional 1.000 startup digital.

"Jadi yang kami cari startupnya ini tidak hanya fintech saja, tapi juga ada startup yang mendukung masyarakat seperti petani dalam menjalankan usaha pertaniannya," tuturnya.

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Fintech Indonesia pada 2016, sekitar 44% perusahaan fintech ‎butuh kolaborasi dan kolaborasi tersebut telah menjadi prioritas para pemain fintech. Sementara itu 55% lainnya menyatakan kolaborasi dinilai sangat penting untuk dilakukan pemain.

Survei tersebut juga menemukan bahwa mayoritas perusahaan fintech menganggap adaptasi regulasi terhadap perkembangan pesat fintech saat ini dinilai sangat lambat dan belum jelas, karena itu fintech butuh kerja sama dengan sektor lain.

Asosiasi Fintech Indonesia juga menyebutkan ada sekitar 5 area kebutuhan fintech yang paling tinggi dalam pengembangan regulasi industri tersebut yaitu payment gateway, e-money atau e-wallet, mekanisme Know Your Client, Peer to Peer lending dan digital signature.‎

Sementara itu, Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi mengakui dewasa ini perbankan harus membuat program inovasi untuk bertransformasi digital. Menurutnya, salah satu inovasi yang sudah dilakukan oleh Bank Bukopin adalah mendorong ekosistem untuk membuat industri fintech tumbuh dan berkembang di Indonesia.

"Bank Bukopin hadir untuk menjadi pendukung utama Gerakan Nasional 1000 startup digital dan kami sudah menyiapkan diri dari berbagai lini guna memanfaatkan peluang itu," katanya.

Selain itu, dia menjelaskan pihaknya kini juga telah menggandeng ‎Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dalam bentuk membangun inkubator bagi para startup digital yang fokus mengembangkan fintech. Menurutnya, salah satu alasan pihaknya membuat inkubator bernama BNVLabs tersebut adalah untuk menumbuhkan lebih banyak startup fintech di masa depan.

"‎BNVLabs ini akan menyediakan ruang eksperimen bagi para startup founder, kreator dan kolaborator dalam rangka menciptakan solusi di bidang finansial," ujarnya.

‎Secara terpisah, Chief Executive Kibar, Yansen Kamto berharap melalui kerja sama yang dilakukan antara Kibar dan Bank Bukopin tersebut dapat membuat Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar di wilayah Asia.

"Ini langkah strategis yang kami lakukan agar industri fintech tumbuh subur dan Indonesia jadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper