Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Kesadaran Rendah, HSBC Serukan Pentingnya Proteksi Finansial Jangka Panjang

Lebih dari separuh masyarakat Indonesia, sebanyak 61% terpaksa mengambil dana yang semula dialokasikan untuk kebutuhan lain guna membiayai pengeluaran tak terduga dalam jumlah besar.
/hsbc.com
/hsbc.com

Bisnis.com, JAKARTA-- Lebih dari separuh masyarakat Indonesia, sebanyak  61%  terpaksa mengambil dana yang semula dialokasikan untuk kebutuhan lain guna membiayai pengeluaran tak terduga dalam jumlah besar.

 Menurut studi terbaru yang dilakukan HSBC bertajuk  the Power of Protection, Confidence in the Future dan Life Changers, menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang telah memilih proteksi sebagai solusi utama dalam mengatasi kebutuhan-kebutuhan yang berpotensi mempengaruhi kondisi keuangan secara signifikan.  

 Berdasarkan studi tersebut,, sebagian besar responden mengaku terpaksa mengambil alokasi dana yang sebenarnya dialokasikan untuk kebutuhan lain (61%), mengubah prioritas pengeluaran yang sudah direncanakan (60%), mengambil simpanan di tabungan (51%) dan sebagian mengaku mencari pinjaman atau utang (39%) yang tentu saja berpotensi mengganggu stabilitas finansial. Hanya 29% responden yang mengaku membeli asuransi baru, sementara 24% lainnya memutuskan membeli tingkat perlindungan tambahan pada asuransi yang telah dimilikinya.

 Hasil temuan tersebut tidak jauh berbeda dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menunjukkan dari 100 orang Indonesia hanya 18 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi dan hanya 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi.

 Stevan Suryana, Head of Wealth Management, HSBC Indonesia mengatakan HSBC sangat memahami bahwa di setiap tahapan kehidupan individu terdapat beragam tantangan dan kebutuhan yang harus dapat dikelola dan diantisipasi dengan baik.

 “Tahapannya seperti memasuki dunia kerja, berumah-tangga, membeli rumah, memiliki anak serta membiayai pendidikannya, hingga masa-masa membangun kemapanan adalah rangkaian tahapan yang telah diprediksi dan termasuk di dalam perencanaan finansial,” kata Stevan dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat ( 3/3/2017).

 Studi yang sama menunjukkan bahwa kejadian-kejadian tak terprediksi yang banyak dikhawatirkan oleh sebagian besar responden dapat berdampak pada kondisi finansial mereka adalah munculnya penyakit kritis atau cidera serius di kemudian hari (71%). Kejadian-kejadian tak terduga lainnya yang dikhawatirkan muncul di kemudian hari dan bisa berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan adalah kerusakan rumah akibat cuaca ataupun bencana, kebakaran, dan kehilangan barang berharga. Meskipun biaya pendidikan anak menjadi tahapan yang sudah terprediksi, namun ketidakpastian besarnya jumlah dana yang dibutuhkan di masa nanti juga menjadi kekhawatiran tersendiri bagi 61% responden.

 Temuan lainnya yang tak kalah menarik adalah adanya kekhawatiran banyak responden di Indonesia (42%) bahwa generasi yang akan datang akan mengalami lebih banyak tekanan finansial. Hal ini antara lain disebabkan ketidaksiapan generasi saat ini dalam mempersiapkan masa pensiun.

 Fakta-fakta menarik ini mendorong HSBC berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asuransi terkemuka, seperti Allianz dan AXA menyediakan solusi proteksi yang komprehensif agar mampu menjawab kebutuhan perlindungan yang lengkap, baik untuk kesehatan, pendidikan anak, hingga masa pensiun. HSBC juga menghadirkan perlindungan optimal melalui kartu kreditnya, HSBC Premier Mastercard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper