Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darmin : Kenaikan Bunga the Fed Tak Terlalu Berpengaruh

Rencana bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuan pada Maret ini dianggap tak terlalu mempengaruhi stabilitas perekonomian nasional.
Darmin Nasution/Antara
Darmin Nasution/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuan pada Maret ini dianggap tak terlalu mempengaruhi stabilitas perekonomian nasional.

Menteri Koordinartor Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan kalaupun ada, efek yang ditimbulkan hanya akan dirasakan jangka pendek.

“ Ada dampak paling dalam waktu dekat saja setelah itu akan tenang lagi. Dollar misalnya, tidak menguat terus tapi ada kalanya turun. Jadi jangan dianggap ini merupakan perubahan yang besar,” kata Darmin di Jakarta, Senin (6/3).

Secara umum kondisi ekonomi Indonesia, ujar dia, dalam kondisi yang cukup bagus. Fundamental ekonomi jika dilihat dari struktur perdagangan, nilai tukar, dan naraca pembayaran juga lumayan stabil.

Namun demikian, dia enggan menjelaskan soal efek jangka panjang pasca kenaikan suku bunga tersebut. “Kalau efek jangka panjang nanti dululah, jangan dibicarakan terlebih dahulu,” imbuhnya.

Senada dengan Darmin, Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton H Gunawan menambahkan, pelaku pasar masih yakin kenaikan suku bunga itu tidak akan mengganggu stabilitas perekonomian, dengan catatan hal itu tidak dilakukan sebanyak tiga kali.

"Selama itu terjadi, tidak akan banyak mengganggu capital flow in dan out – nya,” ujarnya.

Menurutnya, gejolak akan terjadi sesaat rencana kenaikan diketahui publik. Namun setelah dinaikkan, pelaku pasar akan melihat bahwa kondisi Asia atau Indonesia pada umumnya cukup bagus dan inflow tetap masuk.

Anton juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1/2017 masih akan tumbuh pada kisaran 5,1%.

Dia melihat, proyeksi itu didorong oleh sejumlah sektor yang memiliki pertumbuhan cukup bagus misalnya pertanian. Selain itu, pertumbuhan itu juga ditopang oleh industri khususnya industri makanan, otomotif, farmasi, telekomunikasi, termasuk perbankan.

“Sehingga secara keseluruhan, masih bisa di kisaran angka 5,1% atau lebih sidikit dari angka itu pada kuartal 1,’ jelasnya

Kendati demikian proyeksi tersebut bukan angka final, karena mereka mengakumulasikan angka pertumbuhan tersebut. Selain itu, kondisi consumption growth dan government spending pada awal tahun ini diprediksi belum mampu mendorong consumption spending - nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper