Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok bank pembangunan daerah (BPD) secara umum masih belum aktif partisipasi dalam implementasi penyaluran bantuan sosial dan dana subsidi secara nontunai.
Pasalnya kelompok perbankan tersebut masih mengukur kesiapan bank dan juga masyarakat penerima bansos.
Direktur Operasional PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali IGN Agustana Dharyantara menyatakan ada beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan bagi bank untuk berpatisipasi.
Antara lain, dari segi kesiapan layanan digital, baik perbankan maupun masyarakat penerima dan tempat pembelian.
BPD juga harus siap dengan penarikan atau pencarian melalui ATM atau teller karena BPD belum punya banyak merchant untuk menerima para penerima bansos.
"Secara teknologi tidak terlalu mahal untuk menerbitkan kartu namun perlu investasi yang banyak dari sisi channel penerima. Selain itu, yang perlu pertimbangan nilai bansos mungkin tidak lebih dari Rp500 miliar per tahun per provinsi sehingga secara bisnis nilai tersebut belum masuk," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Kendati demikian, dia menyatakan pada dasarnya pihaknya berkomitmen menjadi bank penyalur dana bantuan. "Pasti kita berusaha untuk menjadi bank penyalur (bansos nontunai) karena kita berkomitmen untuk mengikuti semua program pemerintah.
Terkait agen perbankan sebagai perpanjangan tangan untuk menyalurkan dana tersebut, Bank Bali akan menambah 34 agen pada tahun ini. Penambahan agen tidak dilakukan secara masif lantaran menurutnya inklusi keuangan di Bali telah terwujud dengan adanya lembaga perkreditan desa. Lembaga yang dibentuk pemerintah bersama BPD tersebut diklaim telah menyentuh ke semua pelosok desa di Bali.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) Eddie Rizliyanto menyatakan pihaknya masih belum pernah menyalurkan bansos nontunai.
Namun, Eddie yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) menyatakan akan berkoordinasi untuk membicarakan kendala-kendala yang dihadapi anggotanya dalam program tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
