Bisnis.com, JAKARTA---Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., membukukan kontrak baru senilai Rp21 triliun sampai akhir Februari 2017.
Kontrak baru itu paling banyak berasal dari proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi senilai Rp19,5 triliun yang sedang digarap oleh emiten berkode saham ADHI itu.
Kontrak lainnya, berasal dari proyek TBS Asiana senilai Rp250 miliar yang diperoleh dari anak usaha perusahaan, PT Adhi Persada Gedung serta proyek pembangunan pabrik obat (Pharma II) PT Kimia Farma (Persero) Tbk senilai Rp117,2 miliar
Berdasarkan lini bisnis, kontrak baru itu didominasi oleh lini bisnis konstruksi sebesar 99,3% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari swasta atau lainnya sebanyak 3%, BUMN 3,3% dan APBN atau APBD 93,7% sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari pekerjaan gedung sebesar 4,6%, jalan dan jembatan 1,6% dan infrastruktur lainnya 93,8%.
Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan target kontrak baru perusahaan sebesar Rp43 triliun dimana paling besar dari proyek LRT. “Rp21 triliun dari proyek lain.” Katanya dalam konferensi pers.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel