Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyambut Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan optimisme terhadap masa depan perekonomian nasional atau Indonesia Emas 2045.
Suasana pembangunan simpang susun semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta, Selasa (28/2)./Antara-Muhammad Adimaja
Suasana pembangunan simpang susun semanggi di kawasan Semanggi, Jakarta, Selasa (28/2)./Antara-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo kembali menyampaikan optimisme terhadap masa depan perekonomian nasional atau Indonesia Emas 2045.

Kepala Negara meminta semua pihak bersiap agar Indonesia bisa meraup peluang dalam 25-30 tahun ke depan sehingga bisa menduduki posisi empat negara terbesar di dunia.

Menurut Presiden, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia mencapai 309 juta orang dengan pertumbuhan ekonomi 5-6%, produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp120.0 00 triliun dari saat ini Rp13.000 triliun, pendapatan per kapita mencapai US$29.000 dari US$3.500.

Presiden menjelaskan, ada tiga tahapan besar yang ingin dilakukan pemerintah dan bangsa Indonesia. Pertama, pembangunan infrastruktur sebagai pondasi. Kedua, membangun industri pengolahan berbasis kepada bahan-bahan mentah. Ketiga, industri jasa.

Saat ini, Presiden menekankan Indonesia masuk dalam tahapan 10 tahun pertama, yaitu pembangunan infrastruktur untuk memperkuat daya saing.

"Biaya logistik, biaya transportasi, akan jatuh lebih murah, sehingga nantinya harga-harga juga bisa bersaing dengan produk-produk dari luar,” terang Presiden melalui keterangan tertulis, Selasa (28/3/2017).

Masuk 10 tahun berikutnya yakni industri pengolahan. Presiden mengingatkan, Indonesia tidak boleh lagi bergantung pada ekspor bahan mentah pada tahapan 10 tahun yang kedua.

“Setop! Harus sudah tidak ada lagi, semuanya harus barang minimal setengah jadi yang syukur kalau kita bisa push, agar kita mengekspor itu dalam bentuk barang jadi semuanya. Kelapa sawit, jangan sampai nanti kita ngirimnya CPO terus. Setop,” tegas Presiden.

Kemudian, pada 10 tahun yang ketiga, lanjut Presiden, adalah era industri jasa. Meski masih 30 tahun lagi, Presiden menyatakan persiapan harus segera dimulai.

“Kalau pembangunan SDM ini bisa kita kerjakan, itu akan menjadi sebuah kekuatan besar kita. Tapi kalau kita gagal, akan menjadi sebuah beban negara yang sangat besar,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper