Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BREXIT: Proses Cerai Inggris dari Uni Eropa Dimulai

Perdana Menteri Inggris Theresa May secara resmi memulai proses perceraian Inggris dari Uni Eropa pada hari Rabu, dan menyatakan tidak ada jalan untuk kembali ke blok tersebut.
Perdana Menteri Inggris Theresa May secara resmi memulai proses perceraian Inggris dari Uni Eropa pada hari Rabu, dan menyatakan tidak ada jalan untuk kembali ke blok tersebut./.Bloomberg
Perdana Menteri Inggris Theresa May secara resmi memulai proses perceraian Inggris dari Uni Eropa pada hari Rabu, dan menyatakan tidak ada jalan untuk kembali ke blok tersebut./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May secara resmi memulai proses ‘perceraian’ Inggris dari Uni Eropa pada hari Rabu, dan menyatakan tidak ada jalan untuk kembali ke blok tersebut.

Dalam salah satu langkah paling signifikan yang dilakukan oleh pemimpin Inggris sejak Perang Dunia II, May mengirim surat kepada Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk mengenai proses Brexit ini.

"Inggris akan meninggalkan Uni Eropa," ungkap May kepada parlemen sembilan bulan setelah Inggris mengejutkan investor dan para pemimpin dunia dengan tiba-tiba memutuskan keluar dari blok tersebut dalam referendum.

"Ini merupakan momen bersejarah yang tidak akan ada titik balik kembali," lanjut May, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/3/2017).

PM May kini memiliki waktu dua tahun untuk melakukan menegosiasikan persyaratan perceraian dengan Uni Eropa sebelum mulai berlaku pada akhir Maret 2019.

May kini mengemban salah satu tugas yang paling berat dari PM Inggris sebelumnya: menyatukan Inggris Raya bersama-sama dalam menghadapi tuntutan kemerdekaan Skotlandia sementara melakukan pembicaraan yang sulit dengan 27 negara Uni Eropa lainnya pada sektor keuangan, perdagangan, keamanan dan isu-isu kompleks lainnya.

Hasil dari negosiasi tersebut akan membentuk masa depan ekonomi Inggris dan menentukan apakah negara ini dapat menjaga tempat sebagai salah satu dari dua pusat keuangan global.

Untuk Uni Eropa, setelah pulih dari krisis utang dan pengungsi, hilangnya Inggris menjadi pukulan terbesar sejak 60 tahun upaya untuk menyatukan Eropa pasca dua kali perang dunia.

Para pemimpin Eropa mengatakan mereka tidak ingin menghukum Inggris. Namun dengan meningkatnya gerakan nasionalis serta kubu anti-Uni Eropa di berbagai penjuru, mereka tidak ingin untuk memberikan persyaratan yang mudah untuk Inggris untuk mencegah negara-negara anggota lainnya untuk melepaskan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper