Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia: Fundamental Ekonomi Indonesia Sangat Kuat

Bank Dunia (World Bank) menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga tahun ke depan masih cukup menjanjikan. Hal itu tak lepas dari fundamental perekonomian yang kuat.nn
Bank Dunia
Bank Dunia

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Dunia (World Bank) menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga tahun ke depan masih cukup menjanjikan. Hal itu tak lepas dari fundamental perekonomian yang kuat.

Dalam laporan East Asia-Pacific Outlook April 2017, Bank Dunia memaparkan bahwa pertumbuhan ekonomi hingga 2019 akan terus naik. Pada 2017, produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi tumbuh 5,2% atau naik dari tahun lalu sebesar 5,0%.

Adapun untuk 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,3%. Proyeksi tersebut terbilang lebih pesimistis dibanding proyeksi Pemerintah Indonesia yakni 5,6%. Sementara itu untuk 2019, PDB Tanah Air diprediksi kembali naik sebesar 5,4%.

“Fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Kita lihat, pertumbuhan ekonomi negara ini memliki prospek yang jauh lebih baik dari negara lain yang cenderung melambat,” kata Hans Anand Beck, Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia, Kamis (13/4/2017).

Fundamental ekonomi Indonesia sangat kuat. Kita lihat, pertumbuhan ekonomi negara ini memliki prospek yang jauh lebih baik dari negara lain yang cenderung melambat.

Bank Dunia menambahkan, prospek ekonomi Indonesia yang positif antara lain didukung pengaruh pemulihan ekonomi global, naiknya harga komoditas, meningkatnya aktivitas ekspor dan kencangnya arus investasi ke dalam negeri.

Namun demikian, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty memperingatkan, negara Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia wajib mewaspadai perubahan tak terduga dari kebijakan moneter AS.

Selain itu pemerintah setiap negara juga diharapkan mewaspadai kenaikan inflasi domestik yang terlampau tinggi dan pendapatan fiskal yang lemah. Adapun, inflasi Indonesia diperkirakan naik dari 3,5% pada 2016 menjadi 4,3% pada 2017, pengaruh kenaikan tarif dasar listrik dan biaya STNK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper