Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba BTN & Permata Tumbuh

Menutup kuartal I/2017, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan bisnis sesuai target perseroan dengan raihan laba bersih senilai Rp594 miliar, tumbuh 21,03% secara tahunan.
Aktivitas layanan di bank BTN./JIBI-Dedi Gunawan
Aktivitas layanan di bank BTN./JIBI-Dedi Gunawan

 

Bisnis.com, JAKARTA - Menutup kuartal I/2017, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan bisnis sesuai target perseroan dengan raihan laba bersih senilai Rp594 miliar, tumbuh 21,03% secara tahunan.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan kenaikan laba bersih didukung oleh pertumbuhan kredit yang tinggi dan perbaikan kualitas kredit.

Sepanjang Januari-Maret 2017, pendapatan bunga BTN tercatat senilai Rp4,56 triliun, tumbuh 8,74% secara year on year (yoy) dari posisi Rp4,19 triliun. Pada periode yang sama, biaya bunga hanya naik sebesar 4,94% yoy menjadi Rp2,52 triliun.

Pendapatan operasional bank naik 36,79% yoy dengan penopang terbesar berasal dari pendapatan komisi, provisi, dan administrasi.

“Di tengah kondisi ekonomi yang masih menunjukkan perlambatan pada awal tahun, kami tetap mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih dan DPK [dana pihak ketiga] di atas 20% yoy,” ujarnya, Senin (17/4).

Pada kuartal pertama tahun ini, emiten perbankan berkode saham BBTN itu mencatatkan penyaluran kredit senilai total Rp169,69 triliun, naik 18,71% yoy. Kenaikan pertumbuhan kredit didorong oleh kredit perumahan yang mendominasi portofolio pinjaman perseroan, yakni mencapai 90,35% dari total kredit yang disalurkan.

Kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi, menurut Maryono, menjadi penyokong terbesar pertumbuhan kredit perumahan Bank BTN. Penyaluran KPR Subsidi BTN tercatat naik sebesar 29,62% yoy menjadi Rp27,44 triliun.

Sementara itu, kredit konstruksi perseroan tumbuh 18,44% yoy. Sedangkan kredit komersial meningkat 20,57% yoy.

//BANK PERMATA//

PT Bank Permata Tbk. (Bank Permata) akhirnya kembali mencicip laba bersih setelah pajak sebesar Rp453 miliar pada kuartal I/2017, setelah pada periode sama tahun lalu mencatatkan kerugian senilai Rp376 miliar.  

Direktur Utama Bank Permata Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan perbaikan kinerja perseroan merupakan hasil dari sejumlah langkah yang diambil sejak tahun lalu untuk menurunkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/ NPL).

Kinerja yang membaik di awal tahun ini juga ditopang oleh pendapatan bisnis utama serta penjualan sebagian porsi aset bermasalah. 

"Saya gembira Bank Permata menunjukkan kinerja yang meningkat dan mempertahankan neraca yang kuat,” katanya. 

Emiten perbankan berkode saham BNLI itu terus melakukan restrukturisasi dan rehabilitasi disertai percepatan pemulihan kredit serta menjual sebagian dari portofolio NPL. Strategi ini diklaim berhasil meningkatkan kualitas aset.

Rasio NPL gross menjadi 6,4% per-akhir Maret tahun ini, membaik dibandingkan dengan posisi NPL Gross pada akhir Desember 2016 sebesar 8,8%. Adapun NPL nett tetap berada di level 2,2%.

Pemilihan strategi untuk fokus kepada pengelolaan risiko dan NPL, membuat Bank Permata harus merelakan perlambatan pertumbuhan kredit. Penyaluran kredit sepanjang kuartal pertama tahun ini tercatat Rp95,4 triliun, turun 22% yoy dari posisi Rp122,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper