Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEJAR PERTUMBUHAN: Multifinance Agar Jaga Kualitas Aset & Pembiayaan

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mendorong para pelaku industri pembiayaan menjaga kualitas aset dan pembiayaan untuk mengejar target pertumbuhan pembiayaan sepanjang tahun ini.
Petugas berjalan di dekat deretan mobil produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang siap diekspor, di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas berjalan di dekat deretan mobil produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang siap diekspor, di IPC Car Terminal, PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mendorong para pelaku industri pembiayaan menjaga kualitas aset dan pembiayaan untuk mengejar target pertumbuhan pembiayaan sepanjang tahun ini.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang ikhtisar keuangan perusahaan pembiayaan menunjukkan, piutang pembiayaan multifinance per Februari 2017 tumbuh sebesar 7,2% secara year on year (yoy).

Pada Februari 2016, piutang pembiayaan industri tercatat mencapai Rp364,13 triliun, sedangkan pada Februari 2017 piutang pembiayaan meningkat menjadi Rp390,36 triliun.

Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan, meskipun piutang pembiayaan menunjukkan tren pertumbuhan, tetapi perusahaan pembiayaan harus tetap menjaga kualitas aset dan pembiayaan. Hal itu karena kondisi penjualan kendaraan bermotor masih cenderung stagnan.

“Penjualan kendaraan roda empat masih stagnan, sedangkan penjualan kendaraan roda dua turun sekitar 12%—13%,” kata Suwandi, Selasa (25/4/2017).

Selain piutang pembiayaan yang mencatatkan pertumbuhan, laba perusahaan pembiayaan sampai dengan Februari 2017 juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan yaitu 51% secara yoy, yaitu dari Rp1,43 triliun pada Februari 2016 menjadi Rp2,16 triliun pada Februari 2017.

“Pertumbuhan laba yang signifikan ini tidak terlepas dari akibat pertumbuhan laba yang sempat minus menjelang akhir tahun lalu. Namun, di akhir tahun kinerja industri membaik sehingga laba bisa kembali tumbuh,” ujarnya.

Lebih lanjut, Suwandi menyatakan dorongan untuk menjaga kualitas aset dan pembiayaan juga dilakukan untuk mencegah kenaikan rasio kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF). Menurutnya, upaya perbaikan yang dilakukan pelaku industri telah menunjukkan hasil positif, dengan adanya tren penurunan NPF.

Data OJK menunjukkan, rasio NPF perusahaan pembiayaan per Februari 2017 sebesar 3,03%. Kondisi tersebut membaik, jika dibandingkan dengan rasio NPF perusahaan pembiayaan pada akhir tahun lalu yang masih mencapai 3,26%.

Adapun, sepanjang tahun ini, asosiasi menargetkan pertumbuhan pembiayaan bisa mencapai kisaran 7%—10% atau lebih tinggi jika dibandingkan angka pertumbuhan pada 2016 yang mencapai 6,6%.

Perbaikan kinerja sektor komoditas, peningkatan target pertumbuhan ekonomi nasional, serta peningkatan daya beli masyarakat ditengarai bakal menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan pembiayaan sepanjang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper