Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Bank Dinar & Andara Ditargetkan Rampung Akhir 2017

Direktur Utama PT Bank Dinar Tbk. Hendra Lie berharap merger dengan Bank Andara terealisasi pada semester II tahun ini agar lebih leluasa mengembangkan bisnis.nn
Bank Dinar/Antara
Bank Dinar/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Dinar Tbk. Hendra Lie berharap merger dengan Bank Andara terealisasi pada semester II tahun ini agar lebih leluasa mengembangkan bisnis.

Aksi merger tersebut bakal membuat Bank Dinar naik kelas menjadi kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) II dengan modal inti antara Rp1 triliun - Rp5 triliun. Sampai akhir Desember 2016, Bank Dinar memiliki modal inti senilai Rp412,97 miliar, sedangkan Bank Andara memiliki modal inti senilai Rp569,91miliar.
 
"[Setelah konsolidasi] bisnisnya akan lebih bisa diekspansi, yang jelas bisnis ritel tetap jalan. Mungkin bisnisnya Bank Andara juga akan tetap jalan dan nanti ada tambahan program lain," tutur Hendra kepada Bisnis, Rabu (26/4/2017).

Selama ini Bank Dinar fokus pada segmen kredit usaha kecil dan menengah (UKM) sedangkan Bank Andara fokus pada konsumer, bank perkreditan rakyat dan perusahaan pembiayaan.

Sebagai informasi, pada Februari lalu, emiten berkode saham DNAR tersebut menjual 77,38% sahamnya kepada perusahaan finansial dari Korea Selatan APRO Financial Co. senilai Rp691 miliar. Selanjutnya bank bakal dimerger dengan Bank Andara yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh APRO. 

Ke depan, imbuh Hendra, investor baru tersebut berencana terus menambah modal untuk mempermudah rencana ekspansi.

"Saya dengar dari grup APRO setelah semuanya terealisasi, dia akan inject modal Rp500 miliar per tahun, supaya kami semakin kuat dan ekspansi bisnis jauh lebih cepat," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kepatuhan Bank Dinar Idham Aziz menambahkan proses konsolidasi antara PT Bank Dinar Tbk dengan PT Bank Andara masih menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan. 

"Merger masih dalam proses. Ada hal-hal yang secara administratif harus dipenuhi, seperti izin dari OJK," katanya.

Dia mengatakan pada dasarnya pihak Korea Selatan menginginkan agar merger dapat dilakukan secepatnya. Namun, realisasinya tergantung pada pemenuhan administrasi sesuai regulasi yang berlaku, seperti syarat penilaian pemegang saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper