Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENERIMAAN PAJAK 2017:Diharapkan Kinerja Bergerak ke Positif

Kinerja penerimaan pajak sepanjang 2017 diharapkan terus bergerak ke arah positif pasca implementasi pengampunan pajak atau tax amnesty.
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi (tengah)/Antara-Rosa Panggabean
Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi (tengah)/Antara-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penerimaan pajak sepanjang  2017 diharapkan terus bergerak ke arah positif pasca implementasi pengampunan pajak atau tax amnesty.

Direktur Jenderal (Ditjen) Pajak Ken Dwijugiasteadi mengatakan, sejauh ini dia melihat prospek penerimaan pada kuartal-kuartal berikutnya cukup menggiurkan. Apalagi, sektor konsumsi juga akan naik terutama menjelang perayaan hari raya.

“Saya berharap bagus, terutama dibandingan kuartal 1/2017. Di kuartal 2, saya ingin penerimaan tumbuh hingga 24% dari realisasi tahun lalu,” kata Ken di Jakarta, Jumat (5/5/2017).

Optimisme otoritas pajak itu tak lain karena mereka melihat kinerja penerimaan di kuartal 1/2017 melebihi ekspektasi pemerintah yang dipatok 18,3%. Kinerja positif tersebut menunjukkan sinyal pertumbuhan di sektor lainnya juga mengalami perbaikan.

“Kalau lihat infllasi, pertumbuhan ekonomi itu sudah bagis. Artinya, masyarakat percaya karena orang tidak lagi malu belanja, tidak malu kaya lagi,’ ujarnya.

Berdasarkan data dari Ditjen Paja, realisasi penerimaan hingga kuartal 1/2017 termasuk PPh migas senilai Rp343,3 triliun atau tumbuh 18,19% dibandingkan tahun lalu.

Adapun  penerimaan PPh non migas juga mencatatkan kenaikan senilai 15,8% atau dari Rp278,8 triliun tahun lalu menjadi Rp322,9 triliun.

Menurut Ken, salah satu penopang pertumbuhan penerimaan tersebut merupakan implikasi dari kinerja positif di sejumlah sektor. Konsumsi masyarakat yang naik juga menjadi salah satu indikator utama penerimaan pada kurun waktu tersebut.

“Ya karena konsumsi naik, lihatsaja di sektor otomotif. Ini juga didorong oleh perkembangan teknologi, masyarakat membeli mobil kemudian dijadikan sebagai taxi online,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper