Bisnis.com, JAKARTA - Neraca pembayaran transaksi berjalan jasa asuransi dan dana pensiun pada kuartal I/2017 tercatat mengalami defisit US$159 juta.
Berdasarkan data Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Realisasi Triwulan I/2017, menunjukkan pada periode tersebut nilai ekspor jasa di bidang asuransi dan dana pensiun mencapai US $5 juta. Namun, realisasi impor jasa sektor tersebut mencapai US$164 juta.
Jika dibandingkan kuartal I/2016, defisit neraca pembayaran Indonesia di sektor jasa ini pada triwulan pertama tahun ini lebih besar.
Defisit neraca pembayaran sektor tersebut pada kuartal I/2016 tercatat sebesar US$145 juta. Ekspor jasa asuransi dan dana pensiun tercatat senilai US $5 juta, sedangkan nilai impor mencapai US$150 juta.
Kendati begitu, defisit neraca pembayaran Indonesia sektor jasa keuangan ini lebih rendah dari realisasi periode yang sama pada 2015 dengan nilai defisit mencapai US$213 juta.
Berdasarkan data Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, Realisasi Triwulan I/2017, menunjukkan pada periode tersebut nilai ekspor jasa di bidang asuransi dan dana pensiun mencapai US $5 juta. Namun, realisasi impor jasa sektor tersebut mencapai US$164 juta.
Jika dibandingkan kuartal I/2016, defisit neraca pembayaran Indonesia di sektor jasa ini pada triwulan pertama tahun ini lebih besar.
Defisit neraca pembayaran sektor tersebut pada kuartal I/2016 tercatat sebesar US$145 juta. Ekspor jasa asuransi dan dana pensiun tercatat senilai US $5 juta, sedangkan nilai impor mencapai US$150 juta.
Kendati begitu, defisit neraca pembayaran Indonesia sektor jasa keuangan ini lebih rendah dari realisasi periode yang sama pada 2015 dengan nilai defisit mencapai US$213 juta.
Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re Frans Y. Sahusilawane menilai meningkatnya defisit neraca pembayaran pada awal tahun ini dari periode yang sama tahun lalu dapat disebabkan oleh sejumlah faktor.
Namun, dia memperkirakan realisasi itu terutama didorong oleh peningkatan aliran premi reasuransi ke luar negeri.
"Premi outward reasuransi meningkat dibandingkan kuartal pertama 2016," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel