Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEREKONOMIAN CHINA: Laba Sektor Industri Melambat

Laba perusahaan di sektor industri China pada April tercatat tumbuh melambat pada April. Kondisi ini menambah kekhawatiran bahwa tekanan pada ekonomi China masih belum mereda.
Ilustrasi: Pekerja sedang melakukan pemeriksaan pada pabrik assembling Renault di Wuhan, Hubei, China./Reuters
Ilustrasi: Pekerja sedang melakukan pemeriksaan pada pabrik assembling Renault di Wuhan, Hubei, China./Reuters

Bisnis.com, BEIJING—Laba perusahaan di sektor industri China pada April tercatat tumbuh melambat pada April. Kondisi ini menambah kekhawatiran bahwa tekanan pada ekonomi China masih belum mereda.

Biro Statistik Nasional China (NBS) mencatat, laba industri China tumbuh 14,0% atau naik menjadi 572,78 miliar yuan (US$83,59) secara year on year (yoy) pada April. Capaian tersebut melambat dari bulan sebelumnya yang mencatatkan peningkatan 23,8%.

Sementara itu, sepanjang Januari-April 2017, laba perusahaan manufaktur secara kumulatif tumbuh 24,4% atau mencapai 2,28 triliun yuan secara yoy. Adapun, pada kuartal I/2017 lalu laju pertumbuhan komponen tersebut tumbuh 28,3%.

Secara lebih khusus, laba di perusahaan-perusahaan milik negara China tumbuh 58,7% menjadi 514,86 miliar yuan sepanjang Januari-April. Level itu melambat jika dibandingkan dengan kenaikan 70,5% pada kuartal I/2017.

NBS menyebutkan, pelambatan pertumbuhan pada April tersebut telah diprediksi sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh turunnya harga bijih besi, baja dan komoditas lainnya yang dibarengi oleh turunnya aktivitas penjualan pabrik, investasi dan penjualan ritel. Selain itu, kontrol yang mulai diperketata pemerintah atas harga properti juga turut memengaruhi.

"Pelambatan pertumbuhan keuntungan industri China saya rasa masuk akal, mengingat pertumbuhan cepat yang dialami awal tahun ini," kata salah satu pejabat NBS He Ping, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/7/2017).

NBS menyebutkan dalam keterangan resminya, pelambatan pertumbuhan keuntungan industri dapat berdampak pada turunnya harga produk jadi dan biaya bahan baku, serta pertumbuhan laba lanjutan pada industri besar seperti baja, otomotif dan bahan kimia.

Pasalnya, apabila harga pembelian bahan baku melebihi harga barang jadi, maka kondisi itu akan menyebabkan biaya industri meningkat, terutama untuk industri hilir. Untuk Itu NBS mengharapkan agar pemerintah dan Bank Sentral China (PBOC) untuk memantau pertumbuhan permintaan kredit untuk perusahaan selama beberapa bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lutfi Zaenudin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper