Bisnis.com,JAKARTA — Proses pemilihan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dan calon anggota memasuki tahapan uji kepatuhan dan kelayakan atau fit and proper test. Asosiasi berharap jajaran OJK yang baru dapat menjalankan fungsi dan tugasnya tanpa menekan bagi laju bisnis industri.
Saat ini terdapat 14 calon yang terpilih Panitia Seleksi OJK sebagai calon anggota Dewan Komisioer OJK. 14 nama tersebut kemudian akan dikerucutkan menjadi 7 nama yang akan dipilih oleh DPR RI.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indnesia (BEI) Tito Sulistio menilai calon DKI OJK harus dapat berinteraksi dan mengetahui pasar secara langsung meskipun para calon bukan berasal dari praktisi pasar atau industri. Pasalnya menurutnya, anggota DK OJK seharusnya berasal dari praktisi yang dapat langsung mengetahui kondisi pasar.
“Apabila melihat dari beberapa negara seperti Inggris, Australia, Belanda, dan Jerman hampir semua anggotanya berasal dari praktisi,” kata Tito dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisis XI DPR RI, Senin(29/5).
Dia mengatakan peran OJK dalam industri pasar modal sangat kritikal. OJK tidak hanya berperan untuk mengatur dan mengawasi pasar modal, namun juga terdapat efektivitas operasi secara teknis yang harus dijalankan oleh OJK. Salah satu contoh yakni terkait pengaturan SBN yang harus dibeli oleh dana pensiun.
Selain itu, dana yang diatur dan diawasi oleh OJK pun sangat besar mencapai Rp17 triliun yang berasal dari industri perbankan dan industri non bank. “Jadi dapat dilihat dahsyartnya koordinasi dari OJK,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel