Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Semakin Yakin Suku Bunga Acuan AS Naik Pada Juni

Bank-bank papan atas di Wall Street meyakini, Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) 13-14 Juni mendatang.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA— Bank-bank papan atas di Wall Street meyakini, Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya dalam pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC)  13-14 Juni mendatang.

Dalam survei yang dilakukan oleh Reuters kepada 18 bank papan atas di Wall Street pada Jumat (2/6/2017), seluruh responden meyakini kenaikan suku bunga 25 basis poin menjadi 1,00%-1,25% akan terjadi pada bulan ini.

Adapun, terkait kenaikan suku bunga selanjutnya, 10 dari responden memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga menjadi 1,25%-1,50% pada pertemuan FOMC September. Sementara itu enam lainnya memperkirakan kenaikan suku bunga setelah Juni akan terjadi pada Desember.

Namun demikian data ekonomi terbaru AS rupanya tak menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para bankir tersebut. Pasalnya, pada Jumat (2/6/2017) lalu, Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan penyerapan tenaga kerja non-pertanian (non-farm payrolls) hanya mencapai 138.000 orang.

Capaian itu merosot 66.000 orang dari perolehan April. Jumlah tersebut juga berada di bawah perkiraan pasar, di mana bulan lalu penyerapan tenaga kerja diharapkan mencapai 185.000 orang.

Namun demikian, menecewakannya data penyerapan tenaga kerja Paman Sam itu, sedikit terobati oleh data pengangguran nasional yang turun ke level terendahnya selama 16 tahun terakhir, yakni 4,3%. Pertumbuhan upah nasional pun juga menunjukkan kenaikan.

“Laporan tenaga kerja AS ini menunjukkan bahwa pengetatan di pasar tenaga kerja masih berlangsung, kendati mengalami pelemahan bulan lalu. Hal ini seharusnya membantu The Fed untuk menaikkan suku bunganya pada Juni,” kata Mark Doms, ekonom Nomura Securities International, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/6/2017).

Pendapat Doms tersebut didasarkan pada target pemerintah AS yang hanya membutuhkan penyerapan tenaga kerja sebesar 75.000-100.000 pekerjaan per bulan. Level tersebut dibutuhkan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk berusia produktif.

Namun demikian, pertanyaan dari para bankir muncul terkait langkah The Fed pascamenaikkan suku bunganya pada bulan ini. Pasalnya, para pelaku pasar mengaku masih buram terkait prospek pertumbuhan lapangan kerja dan juga laju inflasi AS pada tahun ini.

Pasalnya, bila berkaca pada laporan The Fed Selasa (30/5/2017) , inflasi AS tumbuh melambat menjadi 1,5% dalam 12 bulan yang berakhir pada April. Capaian itu tentu saja masih di bawah target yang ditentukan oleh Bank Sentral AS yakni, 2%.

"Kami percaya pengetatan moneter lanjutan akan terjadi  pada bulan ini. Lalu kami akan benar-benar bergantung pada data terbaru di semester II/2017 untuk memperkirakan kenaikan suku bunga selanjutnya," kata Brian Edmonds dari Cantor Fitzgerald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper