Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia: Pasar Finansial Asia Tenggara dan Pasifik Relatif Stabil

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, tercatat masih mengalami pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun ini meskipun melambat dari tahun lalu. Hal itu sesuai dengan ekspektasi Bank Dunia.
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, tercatat masih mengalami pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun ini meskipun melambat dari tahun lalu. Hal itu sesuai dengan ekspektasi Bank Dunia.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara di luar China yang relatif kuat, berhasil mengimbangi pelambatan yang terjadi di Negeri Panda. Alhasil  pertumbuhan domestik bruto (PDB) kawasan ini diproyeksikan naik 6,2% pada tahun ini, atau melambat dari tahun lalu yang diestimasikan tumbuh 6,3%.

“Pasar finansial Asia Tenggara dan Pasifik relatif stabil setelah periode dengan volatilitas tinggi pada akhir 2016. Di sisi lain arus keluar modal bersih terus turun, dan nilai mata uang regional serta harga aset terus menguat,” seperti dikutip dari laporan Global Economic Prospect (GEP) Bank Dunia Juni 2017 yang diterima Bisnis, Minggu (4/6/2017).

Seperti diketahui, PDB China diprediksi masih akan melambat pada tahun ini menjadi 6,5% dari level 6,7% pada 2016. Pertumbuhan ekonomi Negeri Panda diprediksi kembali melambat pada 2018 dan 2019 menjadi hanya tumbuh 6,3% setiap tahunnya.

Proses penarikan stimulus fiskal dan pengetatan moneter Bank Sentral China (PBOC) diprediksi menekan pertumbuhan ekonomi China hingga 2019. Di sisi lain, dampak dari proses reorientasi ekonomi dari industri ekspor menjadi jasa dan konsumsi masih akan memengaruhi negara tersebut tahun ini.

Adapun, PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 5,2% ada 2017 atau direvisi turun 0,1% dari proyeksi Januari. Bank Dunia menyebutkan, kenaikan harga komoditas yang cenderung moderat akan mendorong ekspansi pada PDB Tanah Air.

Selain itu, Indonesia juga diperkirakan bakal mendapat sentimen positif dari naiknya permintaan eksternal dan naiknya kepercayaan investor asing akibat proses reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Salah satu pendukung utama kepercayaan investor asing adalah proses deregulasi aturan bisnis di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper