Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cabai Rawit & Bawang Putih, 2 Komoditas yang Disorot BI

Bank Indonesia menyoroti dua bahan pangan yang mengalami inflasi lebih tinggi pada tahun ini, dibandingkan 2016, yakni cabai rawit dan bawang putih.
Warga membawa bungkusan berisi bawang putih yang dibelinya saat pasar murah di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalbar, Selasa (30/5)./Antara-Jessica Helena Wuysang
Warga membawa bungkusan berisi bawang putih yang dibelinya saat pasar murah di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalbar, Selasa (30/5)./Antara-Jessica Helena Wuysang

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menyoroti dua bahan pangan yang mengalami inflasi lebih tinggi pada tahun ini, dibandingkan 2016, yakni cabai rawit dan bawang putih.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan harga bawang merah pada periode Januari hingga Mei 2017 16,45% lebih mahal dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, harga cabai rawit sekitar 71% sejak Januari hingga Mei 2017 lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun lalu.

"Bawang putih dan cabai rawit ini perlu dilihat lebih jauh," ungkapnya dalam acara peluncuran PIHPS Nasional di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/6).

Secara keseluruhan, dia menuturkan harga volatile food atau pangan bergejolak cukup terkendali pada periode Januari-Mei 2017. "Sampai Mei volatile food cukup mengembirakan," lanjut Agus. Adapun, beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, minyak goreng dan beras cukup stabil.

Hari ini, Senin (12/6/2017) Bank Indonesia meluncurkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional.

PIHPS ini merupakan aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi harga 10 komoditas di antaranya cabai merah, minyak goreng, beras, gula, telur dan daging sapi.

Adapun, website PIHPS nasional yakni hargapangan.co.id telah dibangun sejak awal tahun 2017.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan PIHPS merupakan rumah bagi harga pangan daerah.

Secara metodologi data, dia menuturkan tim teknis PIHPS telah melakukan perbandingan harga pangan antar daerah, menentukan komoditas pangan yang disurvei, menentukan standar fungsi pada tahap informasi, pengumpulan data hingga diseminasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Lutfi Zaenudin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper