Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Probabilitas Kenaikan Suku Bunga AS Makin Tinggi

Tingkat keyakinan suku bunga acuan AS akan dikerek pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini semakin tinggi.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA -- Tingkat keyakinan suku bunga acuan AS akan dikerek pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini semakin tinggi.

Seperti diketahui, FOMC Meeting akan dilakukan pada 13 Juni 2017-14 Juni 2017. Keyakinan akan kenaikan suku bunga tersebut setidaknya tercermin dalam survei yang dilakukan oleh Reuters kepada 43 ekonom.

Mayoritas dari responden tersebut meyakini kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,00%-1,25% akan diumumkan pascapertemuan FOMC.

Hal serupa juga muncul dalam indeks probabilitas kenaikan suku bunga The Fed pada Juni oleh CME Group, yang mencapai 99,6%.

Sementara itu, indeks probabilitas Bloomberg juga menyatakan optimisme serupa, di mana persentasenya telah mencapai 97,8%.

"Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed  bulan ini sangat kuat sekali. Terlebih prediksi itu telah diperkuat oleh komunike pertemuan FOMC pada Mei lalu," kata Michael Feroli, ekonom J.P. Morgan, Selasa (13/6/2017)

Tingginya tingkat kepercayaan diri pasar itu tak  lepas dari kuatnya data tenaga kerja AS sepanjang semester I/2017, kendati pada bulan lalu sempat melemah.

Seperti diketahui data tenaga kerja non-pertanian hanya tumbuh  138.000 orang. Capaian itu merosot dari  66.000 orang jika dibandingkan pada Maret dan April.

Namun demikian, dalam laporan yang sama disebutkan bahwa level pengangguran Paman Sam mencatat rekor terendah dalam 16 tahun terakhir, yaitu di level 4,3%. Level tersebut  dinilai cukup kuat bagi data tenaga kerja AS.

Pasalnya, AS hanya membutuhkan penyerapan tenaga kerja sebesar 75.000-100.000 pekerjaan per bulan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk berusia produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters/Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper