Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Tak Mungkin Meleset Asal BBM Tak Naik

Inflasi 2017 diyakini tetap sesuai target Bank Indonesia yakni sekitar 4% plus minus 1%.
Deretan kendaraan pengangkut BBM milik Pertamina/Reuters
Deretan kendaraan pengangkut BBM milik Pertamina/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Inflasi 2017 diyakini tetap sesuai target Bank Indonesia yakni sekitar 4% plus minus 1% asalkan harga BBM tidak meningkat.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan terkendalinya inflasi pada kisaran 4% tetap harus diikuti oleh upaya pemerintah dan BI dalam mengendalikan komponen inflasi dari harga pangan bergejolak dengan meningkarkan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan TPID.

"Sehingga inflasi harga pangan dapat ditekan sekitar 4%-5%," ungkapnya kepada bisnis, Selasa (13/6).

Selain itu, Josua menuturkan headline inflation akhir tahun di kisaran 4% dapat tercapai apabila harga BBM dapat dipertahankan hingga akhir tahun sehingga tidak mendorong kenaikan inflasi administered prices pasca pencabutan subsidi listrik 900VA dalam 3 tahap pada bulan Januari, Maret dan Mei yang lalu.

Kemudian, dia mengingatkan tantangan adalah terkait pengendalian inflasi harga pangan yang dipicu oleh kenaikan permintaan yang tinggi selama Ramadan.

Dalam hal ini, Josua memandang pemerintah perlu responsif dalam melaksanakan operasi pasar sehingga dapat menekan aksi spekulan yang mendorong kenaikan harga yang sangat signifikan, mengingat inflasi dari sisi permintaan relatif masih rendah dan terkendali.

"Pemerintah dan BI perlu fokus dalam mengelola inflasi harga diatur pemerintah dan inflasi harga bergejolak dalam menjangkar inflasi akhir tahun di kisaran 4%," tegas Josua.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan inflasi tahun ke tahun pada 2017 akan mencapai 4,36%. Angka proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar 3,02%, namun masih sesuai target pemerintah dan BI, 4% plus minus 1%.

"Jadi kalau di Rapat Dewan Gubernur pada April, kita perkirakan inflasi di akhir tahun itu 4.63 persen [yoy]. Di bulan Mei 2017, itu adalah turun menjadi 4.36 persen [yoy]," kata Agus selepas peluncuran PIHPS.

Hingga saat ini, BI melihat harga pangan bergejolak atau volatile food lebih terjaga. Sementara itu, inflasi yang disumbang dari administered prices atau harga barang dan jasa yang ditetapkan pemerintah hanya berasal dari tarif listrik golongan VA.

Dengan demikian, Agus menegaskan inflasi Juni akan lebih rendah. "Kami masih optimis akan ada di range 4 plus minus 1%," ujar Agus, Senin (12/6).

Angka proyeksi inflasi BI sebesar 4,36% tidak jauh berbeda dengan proyeksi World Bank. Maret 2017, World Bank mengumumkan laju inflasi Indonesia bakal melonjak dari 3,5% pada 2016, menjadi 4,3% (yoy) pada tahun ini. Adapun, World Bank meyakini faktor pendorong inflasi tahun ini yaitu penyesuaian tarif listrik dan pajak kendaraan bermotor (STNK).

Dalam konsultasi artikel IV pada Februari 2017, IMF menyampaikan proyeksi inflasi 2017 yang sedikit lebih tinggi dibandingkan World Bank yaitu berada pada kisaran 4,5% (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper