Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Mei 2017 Diperkirakan Surplus Hingga US$1 Miliar

Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan lebih tinggi dari pertumbuhan impor pada bulan Mei, menjelang rilis data neraca perdagangan pada Kamis (15/6/2017) mendatang.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA –  Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan lebih tinggi dari pertumbuhan impor pada Mei 2017, menjelang rilis data neraca perdagangan pada Kamis (15/6/2017) mendatang.

Berdasarkan riset Mandiri Sekuritas, surplus perdagangan Indoensia pada bulan Mei diperkirakan mencapai US$1,04 miliar, lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu (US$373,6 juta).

Meski impor diperkirakan akan meningkat, kinerja ekspor diperkirakan terus menunjukkan kinerja yang solid di bulan Mei. Adapun kondisi ini berkebalikan dengan periode sama tahun lalu, di mana ekspor mengalami kontraksi. 

Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy dalam risetnya memperkirakan kinerja ekspor bulan Mei akan meningkat sebesar 16,7%  (year-on-year/yoy) menyusul kenaikan harga komoditas serta permintaan eksternal.

“Indikasi [permintaan eksternal] tersebut dapat dilihat dari meningkatnya kegiatan ekonomi mitra dagang utama Indonesia, seperti Jepang dan Zona Euro. Lalu, ekspor Indonesia ke China meningkat 38,5% YoY pada Mei dari 34,2% di bulan sebelumnya,” ungkap Leo dalam risetnya yang diterima Bisnis.com, Selasa (13/6/2017).

Sementara itu, meski tak sebesar kenaikan eskpor, kinerja impor juga diperkirakan meningkat sebesar 11,3% yoy pada Mei.

Leo memandang kenaikan tersebut karena impor kebutuhan selama bulan Ramadhan, walaupun tidak sebesar rata-rata kenaikan pada tahun 2011-2016 yang mencapai US$1,2 miliar. Hal ini karena sebagian impor untuk kebutuhan Ramadhan sudah dilakukan sejak bulan Maret.

 Secara keseluruhan, jika data neraca perdagangan sejalan dengan perkiraan, surplus tahun berjalan hingga Mei akan mencapai US$6,4 miliar, yang merupakan level terbesar sejak 2011.

Dengan demikian, mengingat defisit neraca berjalan rendah pada kuartal I-2017, yang diikuti oleh kinerja ekspor yang kuat, defisit neraca berjalan diperkirakan akan turun hingga 1,7% dari PDB tahun ini, sedikit lebih rendah dari angka 2016 yang mencapai 1,8% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper