Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintahan Trump Rombak Aturan Bank, Begini Tanggapan Wall Street

Awal pekan ini, pemerintahan Presiden Donald Trump menyusun rencana yang sangat dinanti untuk merombak peraturan perbankan dan Wall Street sepertinya menyukai apa yang didengarnya.
Aktivitas masyarakat terlihat di salah satu sudut pusat keuangan dunia, Wall Street di New York, Amerika Serikat/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji
Aktivitas masyarakat terlihat di salah satu sudut pusat keuangan dunia, Wall Street di New York, Amerika Serikat/Bisnis-Stefanus Arief Setiaji

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) untuk merombak peraturan perbankan dinilai dapat memberi hal yang lebih baik bagi perusahaan-perusahaan keuangan daripada yang mereka harapkan.

Awal pekan ini, pemerintahan Presiden Donald Trump menyusun rencana yang sangat dinanti untuk merombak peraturan perbankan dan Wall Street sepertinya menyukai apa yang didengarnya.

Proposal tersebut, yang diuraikan dalam sebuah laporan Departemen Keuangan, menyerukan pengurangan banyak peraturan yang diberlakukan di industri ini pasca krisis keuangan serta mendesak badan-badan federal untuk menulis ulang sejumlah peraturan yang sering dikeluhkan bankir dalam tujuh tahun sejak berlakunya Undang-Undang Dodd-Frank.

Peraturan yang dimaksud termasuk menyesuaikan stress test tahunan yang menilai apakah pemberi pinjaman dapat mampu menahan kemerosotan ekonomi, melonggarkan beberapa peraturan perdagangan, serta mengurangi wewenang badan pengawas yang mengatur keuangan konsumen.

Saham-saham bank pun bereaksi positif terhadap kabar tersebut. Dilansir Bloomberg, Rabu (14/6/2017), berikut adalah pandangan beberapa bank dalam Wall Street:

Credit Suisse, Susan Roth Katzke

“Sederhananya adalah rekomendasi itu konsisten dengan, jika tidak lebih konstruktif dan lebih rinci daripada yang telah kami antisipasi.”

Goldman Sachs Group Inc., Richard Ramsden

“Dalam laporannya kepada presiden mengenai prinsip-prinsip inti mengenai peraturan keuangan, yang dirilis pada 12 Juni, Departemen Keuangan mengusulkan beragam perubahan peraturan keuangan yang melibatkan persyaratan modal dan likuiditas, uji stres, aturan Volcker, dan hipotek perumahan, di antara perubahan lainnya. Sebagian besar darinya memerlukan proses penyusunan peraturan formal oleh beberapa badan pengawas, namun relatif sedikit yang memerlukan undang-undang. Ini menunjukkan bahwa banyak dari rekomendasi tersebut kemungkinan besar akan segera dilaksanakan.”

Bank of America Corp., Erika Najarian

“Laporan Departemen Keuangan mengusulkan untuk melonggarkan peraturan tertentu, yang secara keseluruhan dapat membebaskan kapasitas pinjaman/neraca keuangan hingga US$2 triliun, atau 11% dari PDB. Proposal ini secara khusus melampaui ekspektasi pasar, yang sebagian besar berfokus pada interpretasi peraturan yang lebih longgar daripada perubahan aktual dalam peraturan dan standar.”

Cowen and Co., Jaret Seiberg

“Indikator yang paling bullish dari laporan ini adalah bagaimana hal itu dirilis. Tidak ada konferensi pers besar atau serangkaian tweet dari presiden. Ini adalah siaran pers yang agak sederhana dengan sebuah tautan ke laporan lengkap. Kami melihat ini sebagai sesuatu yang positif untuk benar-benar mengadopsi perubahan yang dibahas dalam laporan. Hal ini karena segalanya akan kembali kepada pihak regulator yang ditunjuk Presiden Trump untuk melaksanakan rencana tersebut.”

FBR Capital Markets and Co., Edward Mills

“Perubahan yang diusulkan lebih besar dari apa yang dilaporkan sebelum peluncurannya. Fokus awal kemungkinan akan berpusat pada aspek Undang-Undang Dodd-Frank yang lebih terkenal, seperti CFPB dan aturan Volcker serta sulitnya membuat Kongres mengadopsi setiap perubahan. Namun, bagian yang lebih penting dari laporan ini adalah usulan perubahan pada ketentuan Undang-Undang yang kurang dikenal, seperti rasio leverage tambahan atau tinjauan fundamental terhadap buku perdagangan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper