Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peta Jalan Industrialisasi: Ini Dia 4 Sektor Pilihan KEIN

Komite Ekonomi dan Industri Nasional memilih empat sektor sebagai penggerak ekonomi nasional yang akan dibuat menjadi peta jalan industrialisasi.
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir (tengah) bersama Wakil Ketua Arif Budimanta (kiri) dan Sekretaris KEIN Putri K Wardani (kanan) mengikuti diskusi di Jakarta, Selasa (13/6)./JIBI-Abdullah Azzam
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir (tengah) bersama Wakil Ketua Arif Budimanta (kiri) dan Sekretaris KEIN Putri K Wardani (kanan) mengikuti diskusi di Jakarta, Selasa (13/6)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Komite Ekonomi dan Industri Nasional memilih empat sektor sebagai penggerak ekonomi nasional yang akan dibuat menjadi peta jalan industrialisasi.

Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengatakan peta jalan tersebut telah selesai dan disempaikan kepada Presiden Joko Widodo. Peta jalan tersebut akan digunakan hingga 2045 atau tepat 100 tahun kemerdekaan Tanah Air.

"Kami memilih empat sektor penggerak ekonomi nasional, yakni agro industri, maritim industri, pariwisata, dan ekonomi kreatif," kata Soetrisno di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (14/6/2017).

Menurutnya, empat sektor tersebut mempunyai keunggulan komparatif. Selain sumber daya alam, Indonesia juga mempunyai sumber daya manusia yang mampu mengakomodasi empat sektor tersebut.

Tenaga kerja di daerah, lanjutnya, bisa terserap secara optimal. Adapun, kekayaan alam yang menjadi basis empat sektor mampu dimanfaatkan bagi kemaslahatan masyarakat umum.

Dia menuturkan peta jalan tidak sekadar menggerakkan perekonomian, tetapi menjadi sarana untuk bersaing di tingkat internasional. Misalnya, industri agro yang apabila dikembangkan sanggup mengungguli Thailand.

Di bidang maritim, imbuhnya, Negeri Zamrud Khatulistiwa memilili kekayaan yang luar biasa mulai dari biota laut, migas, hingga sarana transportasi. Adapun, potensi pariwisata sebenarnya bagus hanya pengembangannya masih kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia.

"Kalau kami salah memilih sektor justru akan meningkatkan kesenjangan seperti sekarang. Harapannya bisa koreksi pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan kesenjangan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper